Sikapi Postingan Berbau SARA Jelang Nyepi, Ini Pernyataan Sikap FKRH Jembrana

Saat berkordinasi dengan Kapolres Jembrana AKBP I Ketut Gede Adi Wibawa, perwakilan FKRH Jembrana menyerahkan pernyataan sikap terbuka terkait tersebarnya konten medsos berbau SARA Jumat kemarin. (ist)

NEGARA | patrolipost.com – Adanya tangkapan layar (screen shot) unggahan satus Facebook berbau isu SARA yang tersebar luas, Jumat (12/3/2021) disikapi beragam oleh masyarakat Jembrana, Bali. Forum Komunikasi Remaja Hindu (FKRH) Jembrana langsung berkodinasi dengan Kapolres Jembrana AKBP I Ketut Gede Adi Wibawa, serta menyerahkan pernyataan sikap terbuka.

Lima orang perwakilan FKRH Jembrana Jumat sore diterima langsung di ruang kerja Kapolres Jembrana. Salah seorang perwakilan FKRH Jembrana, I Made Prabhawa Kamajaya mengatakan, koordinasi ini dilakukan setelah muncul berbagai reaksi warganet di media sosial.

Bacaan Lainnya

“Reaksi di medsos sangat keras, sehingga kami memutuskan kordinasi ke Polres Jembrana,” ujarnya. Setelah menyampaikan pandangannya, pihaknya juga menyerahkan pernyataan sikap terbuka atas konten media sosial yang dianggapnya sudah mengkhawatirkan tersebut.

Dalam pernyataan sikap itu, pihaknya menyerahkan sepenuhnya proses dan penanganan terhadap postingan yang tersebar luas di medsos tersebut kepada aparat penegak hukum sesuai dengan prosudur dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

“Bukan ranah kami untuk menilai atau berkomentar, namun ini sudah menjadi perhatian publik,” ungkap mahasiswa asal Pekutatan ini.

Menurutnya, tersebarnya postingan status  tersebut sangat mengganggu suasana kebatinan umat Hindu yang akan menyambut hari suci Nyepi.

“Terlebih isi dalam postingan tersebut kami anggap bernada penghinaan terhadap agama Hindu,” imbuhnya.

Tangkapan layar postingan tersebut menurutnya juga dapat berpotensi menggangu toleransi antar umat beragama yang telah terjalin dengan harmonis di Bali. Ia mengaku tidak ingin toleransi antar umat beragama yang telah terjalin harmonis justru terganggu dengan adanya postingan-postingan di media sosial yang bernada SARA yang dapat memicu adanya friksi di masyarakat. “Takutnya ini isunya jadinya malah melebar,” ungkapnya.

Pihaknya mengajak seluruh generasi muda lintas agama di Jembrana untuk bisa bersama-sama menjaga kekhusyukan dan tertibnya pelaksanaan catur brata penyepian. Ia juga mengajak komponen pemuda lainnya ikut berperan aktif dalam menjaga toleransi dan keurukunan antar umat beragama dimulai dari lingkungan keluarga masing-masing.

“Jangan sampai terprovokasi,” ujarnya. Ia juga mengajak anak muda menggunakan media sosial secara bijak, baik dan benar sehingga tidak menimbulkan persoalan atau hal-hal yang merugikan.

“Konten-konten berbau SARA dapat mengganggu toleransi dan kerukunan serta keamanan, ketentraman dan ketertiban masyarakat,” jelasnya.

Pihaknya juga mengajak semua komponen  masyarakat bersatu di tengah situasi pandemi Covid-19 ini, bahu-membahu dan menjadikan segala perbedaan sebagai kekuatan untuk bangkit dari dampak Covid-19 yang tengah kita hadapi bersama.

Selain dirinya, pernyataan Sikap Terbuka tersebut juga ditandatangani empat orang perwakilan FKRH Jembrana yakni I Putu Adi Budiastrawan asal Yehembang, Ida Bagus Komang Heriawan asal Batuagung, I  Nyoman Wahyu Kurniawan asal Gumbrih dan Ni Made Kamila Raesita Dewi asal Pekutatan.

Sementara itu, Kapolres Jembrana AKBP I Ketut Gede Adi Wibawa mengatakan, sudah dilakukan langkah-langkah baik oleh pihak kepolisian maupun leading sector terkait, termasuk tokoh agama di Kecamatan Pekutatan.

“Jangan sampai terpancing dan ikut terprovokasi dengan konten yang belum tentu kebenarannya. Sudah ditangani di Polda Bali dan ditindaklanjuti oleh pihak-pihak terkait, nanti kami informasikan perkembangannya. Kami imbau kembali agar masyarakat bijak menggunakan medsos dan mengamankan akun pribadinya sehingga tidak sampai ada penyalahgunaan” tandasnya. (071)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

1 Komentar

  1. Yang lebih baik adalah memberikan pemgertian kepada saudara kita tentang hari raya nyepi, Jangan sedikit-sedikit lapor ke polisi. Tunjukka bahwa agama hindu andalah agama damai yang terbuka kepada semua orang.