Heboh! Penculikan Anak di Jembrana, Polisi: Rekaman CCTV Itu Hoax, Takut Dimarahi Ortu

polisi 333xxxx
Polisi mendatangi rumah remaja yang mengaku diculik orang tidak dikenal. Kejadian tersebut hanya cerita karangan karena takut terhadap orang tua. (ist)

NEGARA | patrolipost.com – Warga Jembrana dihebohkan dengan kabar penculikan terhadap seorang remaja pada Rabu (15/2) sore. Setelah melakukan pendalaman, pihak kepolisian menyatakan pengakuan remaja putri tersebut adalah hoax. Terungkap cerita penculikan sengaja dikarang karena takut terhadap keluarganya.

Sebelumnya beredar kabar mengenai penculikan terhadap remaja berinisial SPY (18) terjadi di pinggir jalan raya jurusan Denpasar-Gilimanuk tepatnya di depan Kantor Camat Mendoyo. Polisi bergerak cepat melakukan penyelidikan dan pendalaman. Kapolres Jembrana, AKBP I Dewa Gde Juliana, Kamis (16/2) mengakui informasi yang tersebar di masyarakat bahwa siswi tersebut diculik, bahkan mengalami tindakan kekerasan sebelum akhirnya diturunkan di sebuah SPBU yang ada di Kecamatan Negara.

Remaja tersebut meminta keluarga menjemputnya di salah satu toko tanaman hias yang lokasinya tidak jauh dari SPBU. Dari hasil penyelidikan dan pendalaman, pihaknya memastikan remaja tersebut mengarang cerita lantaran takut dimarah oleh keluarga. Bahkan menurutnya korban dan pelaku sudah saling mengenal. “Itu (kasus penculikan) tidak benar, setelah anggota melakukan penyelidikan dengan mendatangi rumah korban SPY (18) diketahui bahwa korban ini tidak diculik, bahkan mengenal si pengemudi mobil,” ungkapnya.

Kecurigaan pihak kepolisian bahwa kejadian tersebut bukan penculikan terbukti setelah adanya informasi yang diperoleh dari warga, serta rekaman CCTV di sekitar lokasi korban naik mobil. Menurutnya korban tidak dipaksa untuk masuk mobil.

“Hasil rekaman CCTV menunjukan korban ini masuk ke dalam mobil tanpa paksaan,” ungkapnya. Setelah dilakukan interogasi oleh petugas kepolisian, dan menunjukan hasil rekaman CCTV, korban ini mengaku bahwa mengenal pengemudi mobil tersebut.

“Korban sudah mengakui bukan penculikan, dia (korban) takut dengan pasangan dan keluarga, takut keluar dengan orang lain, sehingga mengaku diculik,” jelasnya. Terhadap informasi penculikan yang sudah tersebar di grup-grup whatsapp (WA) serta di beberapa flatform medsos, pihaknya menghimbau masyarakat agar jangan mempercayai dan terpengaruh dengan informasi yang belum pasti kebenarannya. “Kalau ada yang menyebarkan informasi serupa agar melakukan konfirmasi ke Babin desa setempat,” imbuhnya.

Masyarakat juga diminta agar tidak membuat isu yang meresahkan untuk menjadikan perlindungan. “Kepada orang tua khusunya agar memberikan pemahaman, jangan sampai kejadian seperti ini terulang. Terpenting, kalau memang tidak kenal dengan orang jangan terbuka,” tegasnya. Pihaknya pun menyatakan akan memberikan pendampingan terhadap korban yang saat ini masih berstatus sebagai siswa di salah satu SMK di Jembrana. “Kami lakukan pendampingan, dan tetap memberikan pengarahan terhadap korban dan keluarga,” tandasnya. (571)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.