Puluhan Warga Desa Yangapi Keracunan Usai Santap Nasi Bungkus di Upacara Mepradang

korban keracunan
Warga yang alami keracunan jalani perawatan di RS Bangli. (ist)

BANGLI | patrolipost.com – Puluhan warga Banjar Umbalan, Desa Yangapi, Kecamatan Tembuku, Bangli mengalami gejala keracunan setelah menyantap nasi bungkus saat hadiri rangkian upacara Mepradang, Rabu (22/2/2023). Untuk mengetahui secara pasti penyebab warga alami keracunan, baik pihak Dinas Kesehatan Bangli dan Polsek Tembuku akan melakukan uji sampel makanan ke Laboratorium.

Informasi yang terhimpun, pada Rabu siang salah satu warga melangsungkan upacara meperadang (mempelai wanita diambil pihak laki-laki). Dalam acara tersebut disaksikan oleh krama Banjar Umbalan. Kemudian, pihak keluarga menyiapkan makanan berupa nasi bungkus.

Bacaan Lainnya

Setelah usai prosesi upacara, warga yang hadir menyantap nasi bungkus. Selang beberapa jam sejumlah warga mengalami gelaja keracunan. Warga yang keracunan ada yang dilarikan ke Puskesmas, dokter praktek swasta hingga RSU Bangli.

Kepala Diskes Bangli dr I Nyoman Arsana saat dikonfirmasi membenarkan adanya kasus keracunan. Terkait kejadian tersebut, pihaknya sudah turun untuk mengecek kondisi para korban maupun mendatangi rumah warga yang melangsungkan acara. Dari hasil pendataan yang dilakukan tercatat ada 26 orang yang mengalami gejala keracunan.

“Pada saat acara tersebut disiapkan 300 bungkus nasi. Dari 300 nasi bungkus ada 26 orang yang mengalami gejala keracunan seperti mual-mual,” jelasnya, Kamis (23/2/2023).

Lanjutnya, dari 26 orang ada 14 orang yang dibawa ke Puskesmas. Kemudian dari 14 orang tersebut ada yang dirujuk ke rumah sakit sebanyak 3 orang. Ada pula 5 orang yang berobat ke dokter praktek swasta serta ada 7 orang yang memang langsung berobat ke rumah sakit.

“Untuk yang di praktek dokter, Puskemas sudah sembuh. Untuk yang di rumah sakit masih ada dua yang menjalani observasi, namun sudah direncanakan untuk pulang. Jadi sudah dipastikan semua sudah sembuh,” jelasnya.

Kata Nyoman Arsana untuk memastikan penyebab keracunan, pihaknya sudah mengambil sampel bahan makanan dan air. Rencananya akan dilakukan pemeriksanaan di Balai Laboratorium Kesehatan (BLK) Provinsi Bali. Untuk saat ini sampel tersebut masih tersimpan di kantor Diskes Bangli dan akan dibawa ke BLK besok (Jumat).

“Sampel sudah tersimpan di kulkas, kami pun sudah berkoordinasi dengan BLK. Sampel akan dibawa besok (Jumat). Setelah hasil lab keluar baru bisa dipastikan penyebab apa,” sebutnya.

Disampaikan pula bahwa di dalam nasi bungkus tersebut terdapat mie, telur, ayam suir, dan sambel. Yang mana nasi bungkus sudah dipersiapkan sejak pagi. Kemudian acara berlangsung pada siang hari. “Pagi sudah proses memasak, dan itu disiapkan di satu tempat saja,” kata dr Arsana, didampingi Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Bangli, I Nyoman Sudarma.

Berkaca dari musibah yang terjadi,  pihaknya meminta Puskesmas untuk melakukan sosialisasi terkait hygiene pengelohan makanan. Dengan dilaksanakan sosialisasi ini diharapkan tidak terulang kembali kejadian seperti ini.

Di sisi lain Kanit Reskrim Polsek Tembuku Ipda I Made Sucahya saat dikonfirmasi mengatakan pihaknya baru mengetahui kejadian keracunan  pukul 23.00 Wita, itu pun setelah mendapat informasi warga.

“Kejadian tidak ada yang melaporkan, mendapat informasi kami langsung turun dan ternyata benar. Terdapat puluhan warga yang alami keracunan,” sebutnya.

Dari hasil penyelidikan saat dilangsungkan upacara Mepradang yang dihadiri ratusan warga tersebut, penyelenggara menyediakan hidangan dalam bentuk nasi bungkus dan nasi kotak serta prasmanan “Warga yang keracunan sebelumnya menyantap nasi bungkus, sedangkan warga yang menyantap nasi kotak atau  prasmanan tidak apa- apa,” jelasnya.

Menurut Ipda Made Sucahya warga yang keracunan mengalami gejala mual dan pusing serta muntah- muntah. Durasi waktu dari menyantap makanan sampai timbul gejala keracunan hampir tiga jam.

Kata  Ipda Made Sucahya, untuk memastikan penyebab warga alami keracunan, pihaknya telah mengamankan sampel makanan yang nantinya akan dibawa ke Labfor untuk diteliti.

”Untuk hasil uji LAB  kemungkinan baru turun pekan depan,” ujarnya. (750)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.