Mengais Rezeki di Tengah Pandemi Covid-19 lewat Layang-layang

I Made Gunayasa saat membuat kerangka layangan.

BANGLI | patrolipost.com – Dalam kondisi pandemi Covid-19 tidak menyurutkan animo sebagian warga untuk menyalurkan hoby bermain layang-layang. Tidak mengherankan jika sejak beberapa bulan terakhir langit dipenuhi berbagai jenis layang-layang. Rupanya peluang ini dimanfaatkan oleh perajin layang-layang I Made Gunayasa.
Pria asal Banjar Nyalian, Kelurahan Kawan ini mengungkapkan sejak beberapa bulan terakhir permintaan layang-layang meningkat. Situasi itu dimanfaatkannya jadi peluang bisnis dengan membuat layang-layang berbagai jenis sesuai pesanan.
“Jenis layangan yang kami buat ada berbentuk Celepuk (burung hantu), be- bean (ikan), kupu- kupu dan kuir,” ujarnya, Rabu (24/6/2020).
Lanjut Made Gunayasa, untuk proses membuat layang-layang diawali dengan membuat kerangka layangan, baru dilanjutkan dengan proses menempel plastik atau kain.
“Proses membuat kerangka layangan tergantung dari jenis layangan yang dibuat. Misalnya, untuk jenis burung hantu membutuhkan waktu 1 jam,” jelasnya.
Setelah menepel kain dilanjutkan dengan proses menghias layangan mengunakan cat air brush. Proses pengecatan membutuhkan waktu sekitar tiga jam. “Kami juga melengkapi layangan dengan variasi lampu,” sebut pria yang juga berfroesi sebagi Satpam di salah satu bank ini.
Disinggung harga layangan, kata I Made Gunayasa, tergantung dari besar dan jenis layangan. Untuk layangan jenis celepuk dengan lebar 1 meter dibandrol dengan harga Rp 100 ribu dan untuk ukuran 2 meter Rp 200 ribu. Sedangkan untuk jenis kuir dengan ukuran 2 meter dibandrol dengan harga Rp 250 ribu. Dalam sehari ia mengaku bisa menjual sampai 3-4 buah layangan.
”Hasil dari membuat layangan setidaknya mampu menopang uang dapur, apalagi dalam kondisi pandemi Covid-19 yang mana ekonomi serba susah,” jelas mantan atlet pencak silat ini.
Disinggung dari mana belajar membuat layangan, Made Gunayasa mengaku sudah sejak kecil hoby bermain layangan. Dulu sebelum kemunculan berbagai jenis layangan, dia sudah biasa menjual layang korotan (layangan aduan). Sementara untuk jenis layangan yang baru, dia belajar dari media sosial dan Youtube.
”Kami juga membuat layangan anti badai. Khusus untuk jenis ini beda dengan layang pada umumnya dimana untuk kerangkanya double, sehingga sekencang apapun angin kerangka layangan tidak patah,” ungkap Made Gunayasa. (750)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.