Jaspel Tenaga Medis Telat Dibayar 6 Bulan, Ketua DPD Golkar Buleleng Minta Pemerintah Perbaiki Sistem

igk budi kresna
IGK Kresna Budi. (cha)

SINGARAJA | patrolipost.com – Pembayaran jasa pelayanan (Jaspel) tenaga medis di RSUD Tangguwisia, Kecamatan Seririt yang telat dibayar 6 bulan memantik komentar Ketua DPD Golkar Kabupaten Buleleng IGK Kresna Budi. Ia menyebut kejadian itu sangat disayangkan karena sejak awal mestinya dibangun komunikasi. Bahkan menurutnya harus dilakukan evaluasi di masing-masing SKPD agar peristiwa yang terkait hak mendasar tidak terabaikan dan terulang.

“Jaspel tidak dibayar hingga 6 bulan, tidak tepat itu. Dari awal mestinya diurai problemnya, sejak awal harus ada evaluasi setiap SKPD karena di situ letak keberhasilan seorang pemimpin,” kata Kresna Budi, Senin (2/10/2023).

Bacaan Lainnya

Menurutnya, keberhasilan tidak saja diukur dari kemampuan membangun gedung, taman kota dan lainnya. Karena tolok ukurnya tidak saja soal bangunan fisik tapi lebih kepada pemenuhan kebutuhan mendasar yang menyangkut hajat hidup orang banyak.

“Soal pendidikan, kesehatan, pertanaian dan peternakan kebutuhan yang pokok didahulukan. Terlebih soal Jaspel tenaga kesehatan tidak dibayar selama 6 bulan, hal itu cukup keterlaluan. Karena inti pemerintahan itu ada di pelayanan,” imbuh Kresna Budi.

Karena itu, kata Ketua Komisi II DPRD Provinsi Bali ini, seharusnya ada perbaikan pada system pembukuan setiap pegawai sesuai masa kerja setiap bulan. ”Ini sampai enam bulan tidak terbayar bagaimana ceritanya itu, karena gaji itu kebutuhan mendasar. Jangan bicara proyek dulu lah sebaiknya perbaiki dulu ke dalam,” sambung Kresna Budi menyayangkan.

Bahkan katanya lebih lanjut, harus ada perubahan mindset soal keberhasilan kepemimpinan. Karena hasil akhir sebuah pemerintahan adalah memperbesar peluang kesejahteraan. “Ini tidak boleh terjadi karena jasa perawatan itu merupakan imbal balik atas jasa pelayanan karena itu akan meminimkan keluhan masyarakat. Bahkan politik jangan masuk ke ranah ini karena akan mengganggu tupoksinya,” ujarnya.

Anggaran untuk kesehatan hampir sama besarnya dengan pendidikan. Jangan sampai kondisi itu menyebabkan lebih besar pasak dari tiangnya.

”Ada uang segitu, ya segitu dikelola jangan berlebihan dan membebani, perbaiki ke dalam dululah, bagaiamana bisa keluar kalau ke dalamnya masih tidak bagus,” tandasnya.

Dalam berita sebelumnya akibat jasa pelayanan (Jaspel) tidak dibayar sejumlah tenaga medis di RSUD Tangguwisia melakukan mogok kerja. Para tenaga medis itu merasa kecewa karena sejak 6 bulan belakangan Jaspel mereka tidak terbayarkan. Bahkan belum ada kepastian kapan jasa layanan medis itu akan mereka terima.

Disebutkan, menurut Dirut RSUD Tangguwisia dr Putu Karniasih jumlah Jaspel yang masih nyangkut dan belum terbayarkan sebanyak Rp 2 miliar lebih dan itu meliputi semua karyawan rumah sakit sebanyak 195 orang. Keterlambatan pembayaran tersebut terhitung piutang rumah sakit yang permohonan pembayarannya menyesuaikan. Hanya saja kali ini terlambat padahal sudah diusulkan melalui anggaran perubahan APBD.

“Sudah saya usulkan di perubahan semua kekurangan termasuk piutang melalui Dinas Kesehatan lanjut ke TAPD. Sebelumnya lancar saja dan saya tidak harus sampai audiensi ke Pj bupati. Dan kenapa kali ini terhambat? Yang bisa menjelaskan ini, ya TAPD terlebih saya hanya bawahan Dinas Kesehatan,” imbuhnya. (625)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.