Irjen Kementan RI: Pariwisata Labuan Bajo Perlu Ditopang Sektor Pertanian

mentan
Inspektur Jenderal (Irjen) Kementerian Pertanian Jan Samuel Maringka saat melakukan inseminasi buatan pada ternak sapi milik Kelompok Tani Sahabat Nanga di Dusun Nanganae, Desa Macang Tanggar, Kabupaten Manggarai Barat, NTT, Kamis (14/9/2023). (ist)

LABUAN BAJO | patrolipost.com – Inspektur Jenderal (Irjen) Kementerian Pertanian (Kementan) RI Jan Samuel Maringka menyebutkan pengembangan Labuan Bajo sebagai destinasi Super Prioritas perlu didukung oleh sektor lainnya, diantaranya sektor pertanian.

“Kita melihat bahwa potensi Labuan Bajo ini menjadi tujuan wisata tentu masyarakat dunia akan melihat bahwa disamping kita membangun infrastruktur, pemandangan alam yang begitu indah akan lebih indah lagi jika didukung sektor pertanian, baik peternakan maupun hortikultura,” ujar Maringka.

Bacaan Lainnya

Hal ini disampaikannya saat memantau jalannya Inseminasi Buatan (IB) serta melakukan peresmian Irigasi Perpompaan Peternakan di Desa Macang Tanggar Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, Kamis (14/9/2023).

Maringka menyampaikan, Provinsi Nusa Tenggara Timur merupakan salah satu lumbung ternak yang menyuplai kebutuhan daging sapi di Indonesia. Sementara Kabupaten Manggarai Barat merupakan daerah penghasil ternak di Provinsi NTT dengan jumlah populasi ternak sapi mencapai 18.625 ekor, kerbau 15.464 ekor, kambing 11.489 ekor dan babi sebanyak 143.533 ekor.

Meski demikian, bobot sapi yang ada di Kabupaten Manggarai Barat disebut masih bisa ditingkatkan kualitas genetiknya melalui inseminasi buatan sehingga pertumbuhannya mampu menyamai kualitas sapi sapi unggulan di daerah lain.

Maringka menyebutkan inseminasi buatan merupakan bentuk dukungan percepatan Kementan terhadap produksi pertanian dan peningkatan mutu genetik khususnya bagi ternak sapi di wilayah Manggarai Barat. Mengingat kegiatan Inseminasi Buatan secara nasional dapat meningkatkan populasi sapi sekitar 35% dan hal tersebut berimbas pada peningkatan pendapatan dan kesejahteraan peternak.

“Kita melihat dengan adanya posisi sapi sapi seperti ini tentu kita mengharapkan nanti ada yang lebih besar lagi peningkatan kualitas genetiknya. Kita melihat bahwa sapi Bali di wilayah lain sudah bisa tumbuh dan berkembang seperti hampir seperti sapi jenis Limosin,” ujarnya.

Selain inseminasi buatan, Irjen Kementan juga meninjau langsung keberadaan sumur perpompaan yang juga dihadirkan dalam mendukung kelompok Sahabat Nanga di Desa Macang Tanggar ini. Irigasi Perpompaan Peternakan diharapkan dapat memberikan dampak positif pada peningkatan populasi ternak di Manggarai Barat.

Irigasi perpompaan peternakan tersebut juga dapat dimanfaatkan sebagai sumber air minum di musim kemarau bagi ternak sebanyak 3.140 ekor maupun bagi tanaman hortikultura yang dibudidayakan oleh Kelompok Tani di Desa Macang Tanggar.

“Kita harapkan ke depan tidak lagi seperti ini tapi sapi-sapi yang kuat dan karena itu selain varietas unggulan yang kita suntikan juga kita dukung dengan irigasi perpompaan untuk peternakan kita juga akan meresmikan ini juga menjadi dukungan nanti juga akan adanya pakan seperti itu. Ini akan mempengaruhi kualitas ternak di masa yang akan dating,” ungkapnya.

Keberadaan sumur perpompaan ini juga diharapkan dapat membantu mengatasi krisis air akibat fenomena El Nino dimana NTT merupakan salah satu provinsi yang mengalami musim kering ekstrem.

“Ini juga dalam rangka gerakan nasional menghadapi El Nino NTT. Disamping daerah yang menjadi lumbung pangan ini adalah upaya antisipasi yang dilakukan, tidak saja oleh Kemenpan kita juga bekerjasama dengan kementerian lain, misalnya dengan PUPR, kemudian Kemendes maupun kementrian lainnya,” tuturnya.

Sementara itu, Kelompok Tani Sahabat Nanga mengapresiasi adanya program peningkatan kualitas sektor peternakan dan pertanian yang dilakukan oleh Kementan. Program inseminasi buatan serta adanya sumur perpompaan dirasakan memberikan manfaat yang besar bagi ternak serta tanaman yang dikelola oleh 25 anggota Poktan Sahabat Nanga, khususnya di musim kemarau.

“Kami sangat mendukung adanya program ini. Agar kegiatannya ke depan bisa lebih bagus lagi. Kelompok kami fokus di peternakan dan hortikultura. Hari ini ada 6 ekor yang mendapatkan inseminasi dan kelompok kami punya 400 ekor sapi dari total 1.500 ekor sapi di Kampung Nanganae,” ujar Ketua Poktan Sahabat Nanga, Abdul Haris.

Program inseminasi buatan dirasakan sangat membantu proses pembibitan sapi unggul yang memang sangat dibutuhkan Poktan Sahabat Nanga. Proses pembibitan dengan menggunakan bibit unggul tentu berdampak pada peningkatan ekonomi masyarakat.

“Di sini tidak ada pembibitan, hanya kawin buatan, sperma dari sapi unggul di daerah lain dan disuntikan ke sapi di sini. Hampir seratus persen kita terbantu dengan adanya program dari Kementan karena yang paling besar manfaatnya itu ada peningkatan ekonomi kami,” ungkapnya.

Sementara itu, salah seorang anggota Poktan Sahabat Nanga, Muhamad Saleh menuturkan, kehadiran sumur pompa memberikan solusi atas krisis air yang dialami oleh Poktan Sahabat Nanga, baik dalam proses pengembangbiakan ternak sapi maupun pada tanaman hortikultura.

“Kalau bulan – bulan seperti ini memang terjadi kesulitan air. Krisis air itu pas bulan 8-10. Jadi sumur pompa ini memang sangat membantu biar ternak kami tetap hidup dan bertumbuh dengan baik,” ucapnya.

Sumur perpompaan ini sendiri dilengkapi dengan selang sepanjang 450 meter yang juga dilengkapi dengan penampung dan bak minum. Untuk Sumur bor, selangnya ke bak penampung 300 meter, dari bak penampung ke bak minumnya 150 meter. Airnya digunakan untuk sapi dan juga menyirami sayuran dan buah yang kami tanami,” tutupnya. (334)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.