Helikopter Mendarat Darurat di Bukit Tamia, Kapolda Jambi Patah Tangan

helikopter 111111
Helikopter rombongan Kapolda Jambi, Irjen Pol Rusdi Hartono mendarat darurat di Bukit Tamia, Kabupaten Kerinci. (ist)

JAMBI | patrolipost.com – Helikopter rombongan Kapolda Jambi, Irjen Pol Rusdi Hartono dan mendarat darurat di Bukit Tamia, Kabupaten Kerinci. Kabid Humas Polda Jambi Mulia Prianto mengatakan Helikopter jenis Bell 412 SP dengan nomor Registrasi P-3001 berangkat dari bandara Sultan Thaha Jambi dengan tujuan Bandara Depati Parbo, Kerinci.

“Pada pukul 11.02 WIB, Posko Polda Jambi mendapat laporan dari kru Heli Bell 412 SP Reg. P-3001 diperkirakan jatuh di titik Koordinat S20 9’ 3.53” E1010 42’ 12.63” tepatnya Desa Tamiai Kecamatan Batang Merangin, Kabupaten Kerinci, dengan alasan belum diketahui,” katanya.

Dikatakan, untuk kondisi penumpang saat ini dalam keadaan selamat dengan keadaan Kapolda Jambi dalam kondisi patah tangan kanan. “Sedangkan untuk penumpang lain dalam keadaan selamat,” sebutnya.

Langkah-langkah yang telah dilakukan mengirim personel Batalyon B Sat Brimob Polda Jambi, Polres Kerinci dan Polres Merangin menuju ke lokasi pendaratan darurat. Mengirim tim medis ke lokasi untuk melakukan pertolongan pertama, berkoordinasi dengan PT WKS meminjam Heli Bell 412 EP untuk melakukan evakuasi melalui jalur udara. (ist)

Kapolri Sebut Cuaca Buruk
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengungkap penyebab helikopter rombongan Kapolda Jambi Irjen Rusdi Hartono mendarat darurat di Hutan Kerinci. Berdasarkan informasi awal, helikopter mendarat darurat karena gangguan cuaca buruk.

“Informasi awal yang kita dapatkan bahwa helikopter terpaksa melakukan pendaratan darurat karena mengalami gangguan terkait dengan cuaca buruk dan jarak pandang serta kabut,” kata Sigit, di Kawasan GBK, Senayan, Jakarta, Minggu (19/2).

Sigit mengatakan semua penumpang termasuk Kapolda Jambi dalam keadaan selamat.

“Alhamdulillah sampai saat ini, kita dapatkan informasi semuanya selamat walaupun ada beberapa yang luka, mohon doanya bahwa evakuasi bisa kita lakukan dengan cepat,” ujarnya.

Sigit lantas menjelaskan skema proses evakuasi. Proses tersebut akan dilakukan dengan jalur udara dan darat menyesuaikan medan dan kondisi yang ada.

“Tentunya pertama, kita akan lihat medan yang ada. Kalau bisa kita evakuasi dengan heli tentu dengan heli, namun apabila harus dievakuasi dengan jalur darat karena kondisi lapangan akan kita sesuaikan. Tentunya pada saat heli bisa melakukan pengangkatan di titik yang sesuai, kita akan lakukan evakuasi ke rumah sakit terdekat,” ucapnya. (305/snc/dtc)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.