Gibran di Labuan Bajo: Pilihan Boleh Beda Nggak Apa-apa yang Penting Warga Rukun

gibran1
Cawapres nomor urut 2, Gibran Rakabuming Raka bersama rombongan saat disambut menggunakan adat istiadat budaya suku Manggarai di Kampung Kaper, Desa Golo Bilas, Kecamatan Komodo, Sabtu (30/12/2023). (afri)

LABUAN BAJO | patrolipost.com – Calon Wakil Presiden nomor urut 2, Gibran Rakabuming Raka meminta kepada warga masyarakat di Labuan Bajo, khususnya warga Kampung Kaper, Desa Golo Bilas untuk tetap menjaga kerukunan antar sesama dalam menghadapi pemilihan presiden dan wakil presiden 2024 mendatang.

Agar kerukunan tetap terjaga, Gibran bahkan tidak mempersalahkan jika warga memiliki pilihan yang berbeda dalam Pilpres nanti. Hal ini ia sampaikan setelah melihat antusiasme warga saat menyambut kedatangannya di Rumah Gendang (Adat) Kaper, Sabtu (30/12/2023).

Bacaan Lainnya

“yang jelas kami berterimakasih karena sudah diterima dengan baik, sudah diberikan waktu untuk bersilahturahmi dengan warga yang ada disini. Bapak ibu sehat semua, pilihannya boleh beda nggak apa apa yang penting warga di sini rukun semua,” ucapnya di hadapan ratusan warga Kampung Kaper.

Gibran mengakui penyambutan yang diterimanya mulai saat diterima secara adat di halaman rumah adat hingga kepada sejumlah prosesi adat di dalam rumah adat serta suguhan tarian Tiba Meka dan Tari Caci  merupakan sesuatu yang luar biasa.

“Terimakasih sekali Bapak Ibu saya sudah diterima secara adat, luar biasa sekali. Kami sangat tersanjung dengan penerimaan yang ada di sini, terimakasih sekali bapak ibu, terimakasih juga untuk para warga, untuk antusiasmenya,” ungkapnya.

Suasana kedatangan Gibran di rumah adat Kaper memang mendapatkan antusiasme yang tinggi dari warga. Nuansa budaya suku Manggarai sangat kental dipertunjukkan dalam penyambutan ini.

Mulai dari penerimaan di halaman depan rumah gendang dengan pemberian dan pengenaan topi songket serta balibelo bagi Silvi Ananda serta selendang khas Manggarai yang kemudian dilanjutkan dengan perarakan menuju rumah gendang yang diiringi dengan tarian dan tabuhan gendang dan pukulan gong.

Prosesi adat juga dilanjutkan dengan prosesi Wae Lu’u (ucapan belasungkawa kepada para leluhur dari tamu yang hadir) dalam rumah adat yang kemudian diteruskan dengan proses tuak kapu Manuk Kapu  yang berarti penyambutan tamu dengan hati yang bersih dan tulus.

Ke luar dari rumah adat, Gibran dan rombongan kemudian disambut dengan tarian Tiba Meka (menerima tamu) serta ditutup dengan pertunjukan tarian Caci. Sebagai awal mula tarian ini, Gibran diberikan kesempatan untuk melakukan gerakan Paki Reis (pukulan menyapa dengan menggunakan Larik atau Cambuk). Semua prosesi ini dilakukan oleh anggota Sanggar Kope Oles, sanggar budaya binaan Kampung Kaper.

Kunjungan Gibran di Kampung Kaper ini turut diwarnai guyuran hujan lebat, namun kondisi ini ternyata tidak menyurutkan niat warga untuk bertemu Gibran. Termasuk sejumlah anak-anak yang rela kehujanan. Antusiasme warga ini pun mendapatkan apresiasi dari Gibran.

“Walaupun cuaca kurang mendukung, tapi semuanya terlihat antusias sekali, saya persingkat saja bapak ibu karena saya lihat adik adik kehujanan. Yang jelas kami berterimakasih karena sudah diterima dengan baik, sudah diberikan waktu untuk bersilahturahmi dengan warga yang ada di sini,” tutupnya. (334)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.