Generasi Muda Hindu Klungkung Agar Hidup 100 Persen tanpa Narkoba

Pelaksanaan hari terakhir pembinaan generasi muda Hindu di Pura Kentel Gumi, Banjarangkan, Klungkung. (ron)

SEMARAPURA | patrolipost.com – Seminar Pembinaan Generasi Muda Hindu Kabupaten Klungkung hari kedua sekaligus hari terakhir, Sabtu( 25/7/2020) diisi materi bahaya narkotika bagi generasi muda. Tampil sebagai pembicara Kepala BNN Klungkung AKBP Made Astika SH MH dengan menekankan ancaman narkoba sangat berbahaya serta merusak generasi muda.

Untuk itu Dia berharap agar generasi muda Hindu Klungkung menghindari narkoba dan memilih pola hidup sehat dan 100 persen tanpa narkoba.

Bacaan Lainnya

BNN membeber ada 8 kasus sepanjang tahun 2019  dan tahun 2020 sampai bulan Mei hanya tercatat 8 kasus penyalahgunaan narkotika. Angka tersebut, kata Made Astika, termasuk terkecil di Bali. Namun bukan jumlah yang menjadi focus BNN, tapi yang paling utama adalah melakukan pencegahan dan pemberantasan serta terakhir rehabilitasi terhadap pengguna narkoba.

Dia mengingatkan tingginya ancaman pidana dalam UU No 35 tahun 2009 tentang Narkotika utamanya pasal 111 dan 112 dimana seseorang tanpa hak atau melawan hukum memiliki menyimpan menguasai menyediakan narkotika golongan 1 bukan tanaman dapat dipidana dengan ancaman yang serupa yaitu  4 tahun maksimal 12 tahun dan denda Rp 800 juta maksimal Rp 8 M. Oleh karena itu jangan pernah main-main dengan narkoba karena selain merusak fisik dan psikis, juga akan menghancurkan masa depan pemakainnya.

Materi lain yang diterima peserta terkait etika dalam agama Hindu yang dipaparkan Ketut Sandika SPdH. Narasumber menjelaskan, Sekaa Teruna Teruni (STT) di masing-masing desa adat sebagai penerus kelangsungan tradisi, dimana STT sebagai ujung tombak  agar tetap ajeg dan etis berdasarkan etika, sesana dan susila yang harus dijaga.

“Generasi muda sebagai penerus jangan malah sebagai membuat  kelompok yang bersaing membuat tempek-tempek yang berseberangan. Hal ini jangan sampai terjadi jika generasi muda sudah menjaga etika, sesana dan susila,” ujarnya.

Sebagai pembawa materi pemungkas hadir Kasi Pembinaan URA Agama Hindu Depag Klungkung Drs Wayan Ratnata membawakan materi catur asrama sebagai jenjang kehidupan Hindu serta peran STT dalam meningkatkan srade bakti umat.

Dalam paparannya Wayan Ratnata minta semua generasi muda Hindu untuk introspeksi sebelum mengutarakan pendapatnya seperti di medsos. Sebab, salah bicara kita bisa berujung pertengakaran maupun musibah untuk itu diminta umat waspada sama diri.

“Jika umat akan sembahyang ke pura jangan lagi ngomongkan hal-hal lain. Pusatkan dan satukan pikiran dengan sarana pemuspaan sembahyang yang akan dihaturkan pada Hyang Widi,” ujarnya.

Salah seorang  dari STT Gunaksa  yang ikut pembinaan mempertanyakan etika berbusana ke pura yang seperti apa yang semestinya, biar anak muda tidak salah dalam mengimplementasikan busana adat ke pura.

Wayan Ratnata menjelaskan, umat Hindu sebaiknya berbusana sesuai dengan tata titi berbusana ke pura yang telah tercantum dalam awig masing-masing serta sesuai dengan aturan desa mawecara. (855)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.