Gaza Lumpuh: Listrik Padam, Komunikasi Terputus dan Evakuasi Korban Terhambat

reruntuhan
Reruntuhan bangunan di Gaza setelah dibom militer Israel. (reuters)

JERUSALEM | patrolipost.com – Israel memperluas operasi udara dan darat dan menyatakan serangan darat yang telah lama dijanjikan terhadap militan Hamas yang menguasai daerah kantong Palestina telah dimulai. Akibatnya, sebagian besar wilayah Gaza  terputus dari dunia luar pada hari Sabtu (28/10/2023).

Pada Sabtu pagi,  Israel mengatakan, pasukannya yang dikirim pada Jumat malam masih berada di lapangan tanpa menjelaskan lebih lanjut.  Negara tersebut sebelumnya hanya melakukan serangan singkat ke Gaza selama tiga minggu pemboman untuk membasmi militan Hamas, yang dikatakan telah membunuh 1.400 warga Israel, sebagian besar warga sipil, pada 7 Oktober.

Bacaan Lainnya

“Pasukan masih berada di lapangan dan melanjutkan perang,” kata Laksamana Muda Daniel Hagari dalam konferensi pers pada Sabtu pagi, dikutip dari reuters.

Gaza hampir mengalami pemadaman komunikasi total, dengan layanan internet dan telepon terputus selama lebih dari 12 jam pada Sabtu pagi.  Bulan Sabit Merah Palestina mengatakan Israel telah memutus jaringan komunikasi.

Hagari juga mengatakan Israel akan mengizinkan truk-truk yang membawa makanan, air dan obat-obatan memasuki Gaza pada hari Sabtu. Hal ini mengindikasikan bahwa pemboman mungkin akan berhenti untuk sementara, setidaknya untuk wilayah perbatasan Gaza dengan Mesir di mana sejumlah kecil bantuan telah tiba.

Badan-badan bantuan mengatakan bencana kemanusiaan sedang terjadi di Gaza, dimana 2,3 juta penduduknya berada di bawah blokade total Israel.  Otoritas kesehatan di daerah kantong yang dikuasai Hamas mengatakan lebih dari 7.000 warga Palestina telah terbunuh sejak pemboman Israel dimulai.

Kepala Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Tedros Adhanom Ghebreyesus, mengatakan pemadaman listrik membuat ambulans tidak mungkin menjangkau korban luka di Gaza.

“Evakuasi pasien tidak mungkin dilakukan dalam keadaan seperti itu, juga tidak mungkin menemukan tempat berlindung yang aman,” katanya di X.

Dia, Bulan Sabit Merah dan dana anak-anak PBB UNICEF mengatakan mereka tidak dapat menghubungi staf dan fasilitas mereka.

Al Jazeera yang menyiarkan siaran langsung TV satelit semalaman yang menunjukkan sering terjadi ledakan di Gaza, mengatakan serangan udara Israel telah menghantam daerah sekitar rumah sakit utama di daerah kantong tersebut, Al Shifa, di Kota Gaza bagian utara.

Militer Israel menuduh Hamas pada hari Jumat menggunakan rumah sakit tersebut sebagai tameng terowongan dan pusat operasionalnya, sebuah tuduhan yang dibantah oleh kelompok tersebut.

Medecins Sans Frontieres (Dokter Lintas Batas) mengatakan pihaknya sangat mengkhawatirkan pasien, staf medis, dan ribuan keluarga yang berlindung di sekitar rumah sakit dan di fasilitas kesehatan lainnya.

Seorang koresponden Al Jazeera, yang melaporkan langsung pada Sabtu pagi, menggambarkan terputusnya komunikasi internet dan telepon sebagai bencana besar bagi upaya penyelamatan setelah malam pemboman besar-besaran Israel.

Karena tidak dapat mencapai layanan ambulans, warga Palestina mengangkut korban tewas dan terluka ke rumah sakit dengan mobil mereka, demikian kata koresponden tersebut.  Pemerintah yang dikuasai Hamas juga mengatakan kru penyelamat tidak dapat menerima panggilan darurat.

Lalu Juru bicara Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan kepada Al Jazeera pada hari Sabtu bahwa jumlah korban tewas di Gaza telah mencapai 7.703 orang dan 19.734 orang terluka. Sementara itu, pihak Israel mengatakan tidak ada laporan mengenai korban jiwa di antara pasukannya. (pp04)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.