Dukung Penurunan Stunting, Pj Gubernur Bali Dorong Penanaman Padi Inpari Nutri Zinc

panen padi
Pj Gubernur Bali SM Mahendra Jaya saat panen perdana padi varietas Inpari Nutri Zinc di Tabanan. (Ist)

TABANAN | patrolipost.com – Padi varietas Inpari Nutri Zinc yang tak hanya diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan petani namun juga mampu berperan penting dalam upaya penanganan stunting terutama di Provinsi Bali.

Keunggulan padi varietas Inpari Nutri Zinc dapat dipanen umur ±115 hari, tekstur nasi pulen dengan kadar amilosa 16,60%, serta potensi hasil dapat mencapai 9-10 ton/hektar. Varietas padi yang memiliki kandungan zat besi tinggi itu, perlu disosialisasikan kepada petani.

Bacaan Lainnya

Hal itu diungkapkan Pj Gubernur Bali SM Mahendra Jaya saat panen perdana padi varietas Inpari Nutri Zinc di Tabanan, Jumat, 15 Maret 2024.

“Kandungan zinc dalam beras Inpari Nutri Zinc mencapai 34,5 ppm. Zinc berperan penting dalam  sistem reproduksi, daya tahan tubuh untuk ibu hamil dan kesehatan balita jadi bisa membantu menangani stunting,” jelas Mahendra Jaya, di Tabanan, Jumat (15/3/2024).

Sejumlah keunggulan lain dari padi Inpari Nutri Zinc adalah tingkat kerusakan pecah gabah yang berada di bawah 5 persen. Maka, para petani pun bisa mendapatkan manfaat dan keuntungan langsung dari pembudidayaan padi Inpari Nutri Zinc.

“Ini tentu menguntungkan petani. Dan kita tahu beras komoditas penting dan strategis,” kata Mahendra Jaya.

Di sisi lain, Provinsi Bali saat ini meraih predikat terbaik dalam pencapaian Indeks Ketahanan Pangan (IKP) 2023 oleh Badan Pangan Nasional (Bapanas).

Bali meraih IKP tertinggi tahun 2023 dengan skor meningkat dari 85 menjadi 87,65 persen. Hanya saja, konsumsi pangan di Bali lebih besar 5-6 kali lipat dari 4,3 jiwa jumlah penduduk Bali.

“Konsumsi pangan itu dengan menghitung jumlah pendatang dan wisatawan,” kata Mahendra Jaya.

Sementara, Pekaseh Subak Gadon 1 Pandak Gede, Gede Made Budi Artawan mengungkapkan, benih padi Inpari Nutri Zinc ditanam di lahan seluas 77 hektar. Total lahan yang ada 140 hektar dan dikelola 341 petani dari kelompok subak setempat.

“Ternyata hasil panennya jauh di atas rata-rata. Biasanya paling banyak 8,5 ton per hektar. Sekarang bahkan mencapai 11,5 ton per hektar,” kata Budi Artawan. (pp03)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.