Desa Adat Dalem Setra Batununggul, Nusa Penida Gelar Ritual Pasupati Pelawatan

batununggul 11aaaaaa
Ritual Pasupati Pelawatan digelar warga Banjar Batununggul Nusa Penida. (ist)

SEMARAPURA | patrolipost.com – Tiga bulan terakhir ini Krama Banjar Batununggul, Desa Adat Dalem Setra Batununggul, Kecamatan Nusa Penida, Klungkung menggelar upacara ngodakin Pelawatan Barong dan Randa. Sebelum ngodakin berlangsung diawali dengan upacara Nebes di Pura Batununggul disaksikan oleh Ida Dalem Smaraputra dan Tjok Gde Raka Sukawati dari Puri Agung Ubud. Upacara Mlaspas dan Pasupati dipuput oleh Ida Pedanda Gede Batuaji dari Geria Batuaji, Akah, Klungkung.

Selesainya proses ngodakin dilanjutkan dengan upacara Mlaspas dan Pasupati di Pura Dalem setempat. Mendak Ida Bhatara Pelawatan di Merajan Agung Ubud melibatkan krama, Pakis dan Sekaha Teruna sebanyak 250 orang.

Hal ini disampaikan Bendesa Desa Adat Dalem Setra Batununggul, I Dewa Ketut Anom Astika saat dikonfirmasi, Minggu (28/1) mengatakan, persiapan upacara ngodakin dilansungkan selama enam bulan sebelumnya dan pertengahan bulan November dilaksanakan upacara Nebes di Pura Batununggul dan prerai atau tapel disungsung menuju Merajan Agung Ubud yang akan dilaksanakan proses ngodak.

Dalam tiga bulan tersebut persiapan pelengkapan upakara dilakukan yang melibatkan semua warga termasuk dari Sekaha Teruna. Setelah upacara mendak Ida Bhatara Pelawatan kesusung menuju Nusa Penida. Selanjut puncak upacara Mlaspas dan Pasupati dilaksanakan di Pura Dalem dan pada malam harinya digelar upacara ngerehang di Setra setempat.

“Kami sangat terharu dari sekian proses Ngodakin yang paling terbesar sepanjang 28 tahun terakhir sejak tahun 1996. Jadi, warga kami sangat antusias dan semangat dalam melaksanakan upacara ini,“ ujarnya Dewa Anom Astika.

Ida Pedanda Gede Batuaji menuturkan pelawatan barong dan rangda merupakan simbol jagat atau bumi. Sehingga pelawatan tersebut yang dijadikan sungsungan masyarakat wajib melaksanakan upacara mlaspas dan pasupati. Hal ini bertujuan agar dalam pelaksanaan di masyarakat agar terhidar dari hal-hal yang negatif.

Di dalam Widi Sastra dijelaskan Salurin Pralingga Widi Nyening sampun kedados kesungsungan jagat puniki patut keplaspas lan pasupati. Memohon restu dan kekuatan magis “ taksu “ dari Ida Bhatara Siwa. Melepas dari proses Ngodakin yang bersifat Buta Ita menjadi Dewa Ita yang nantinya menjadi kekuatan dan kerahayuan jagat masyarakat yang menyungsung Pelawatan Ida Bhatara. Barong dan Randa merupakan simbol jagat Rwa Bhineda konsep dualitas yang akan menjadi keseimbangan dan keharmonisasi jagat dan masyarakat.

“Semangat luar biasa krama Banjar Batununggul dari mempersiapkan hinggga puncak upacara pasupati. Semangat ini sangat memantik kami dari proses ngodakin meski terhalang laut tetapi semangat luar biasa yang ditunjukan itu sangat luar biasa semangatnya. Kami sangat terharu melihat antusias krama semangat menggebu-gebu itu menumbuhkan ciri bakti ring ida Bhatara,“ tutur Seniman Ngodakin Ida Bhatara Tjok Gde Raka Sukawati dari Puri Agung Ubud. (855)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.