Capai 100 Persen, Bali Diklaim Cakupan Vaksinasi Tertinggi di Indonesia

Direktur Utama RSUP Sanglah Denpasar, dr I Wayan Sudana. (yani)

DENPASAR | patrolipost.com – Aktivitas pemberian vaksinasi secara berkelanjutan sudah sepenuhnya berjalan dengan baik. Untuk Provinsi Bali, cakupan vaksinasi adalah yang tertinggi di Indonesia. Hal ini diklaim Direktur Utama RSUP Sanglah Denpasar, dr I Wayan Sudana, Senin (7/6/2021).

“Dari pertemuan terakhir, kami mendapat informasi dari Kementerian Kesehatan RI, bahwa cakupan vaksinasi di Bali yang tertinggi jika dibandingkan dengan wilayah lain di Indonesia,” ujar I Wayan Sudana.

Bacaan Lainnya

Lebih lanjut dijelaskan, hingga saat ini cakupan vaksinasi di Bali sudah mencapai 100 persen dari total target vaksinasi yang ditetapkan yakni di angka 70 persen dari total jumlah penduduk Pulau Bali.

Adapun pencapaian ini, meliputi kalangan lansia, ASN dan penduduk di wilayah zona hijau yang memang dipersiapkan untuk membuka Pariwisata Bali.

Menurut Ahli Virologi dan Molekuler Biologi Universitas Udayana Prof Dr drh I Gusti Ngurah Kade Mahardika, meskipun diklaim sebagai yang tertinggi di Indonesia, namun proses vaksinasi baik di Bali maupun skala nasional ini masih tergolong lambat.

“Meskipun Bali merupakan yang tertinggi, namun pelaksanaannya masih lambat. Sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat perlu dilakukan agar tidak adanya penolakan,” paparnya.

Prof Mahardika menilai penyebab dari lambatnya pelaksanaan proses vaksinasi ini bukan disebabkan oleh pasokan vaksin yang kurang, namun karena masih banyak penduduk yang enggan untuk mengikuti vaksinasi.

Pihaknya menuturkan bahwa pelaksanaan vaksinasi ini adalah salah satu upaya untuk mengakhir siklus pandemi supaya tidak terjadi serangan gelombang ketiga.

Selanjutnya, pihaknya menerangkan bahwa berkaca dari sejarah 100 tahun yang lalu pernah terjadi wabah flu spanyol yang berlangsung selama tiga tahun lebih tanpa adanya vaksinasi.

“Sehingga untuk kasus saat ini jika pandemi covid memiliki kemiripan dengan flu spanyol, maka untuk memotong siklus gelombang ketiga upaya vaksinasi bisa menjadi solusinya,” tegasnya.

Menurutnya, dengan 55 persen sudah dapat membentuk kekebalan komunal di satu kawasan dan tidak perlu mencapai angka 70 persen.

“Dengan adanya vaksinasi maka kekebalan komunal bisa terbentuk lebih cepat. Dan untuk mencapai komunitas yang bisa melawan pandemi, capaian vaksinasi harus cepat,” tandasnya. (cr02)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.