Bisnis Sembako, Wanita Semarang Tertipu Puluhan Juta

sembako 11111
Asih Susilowati (38) pedagang roti dan sembako di Desa Beji Lor, Kecamatan Suruh, Kabupaten Semarang, rugi puluhan juta karena ditipu seseorang yang menawarkan harga sembako murah. (ist)

SEMARANG | patrolipost.com – Asih Susilowati (38) pedagang roti dan sembako di Desa Beji Lor, Kecamatan Suruh, Kabupaten Semarang , merugi puluhan juta akibat ditipu seorang perempuan yang mengaku sales dari salah satu perusahaan distributor sembako. Modus penipu bernama Suparti tersebut berpura-pura membeli roti.

“Kejadiannya dua minggu lalu. Suparti tahu kalau saya memiliki usaha roti. Kemudian memesan roti melalui pesan singkat di WA (WhatsApp),” katanya, Minggu (19/6/2022).

Obrolan melalui aplikasi tersebut kemudian melebar dengan menawarkan sembako. “Suparti bertanya kepada saya, selain bisnis roti, bisnis apa saja mbak? Saya jawab, selain roti ada bisnis sembako juga,” ujarnya.

Menurutnya, dalam percakapan tersebut Suparti mengaku berasal dari Tegalrejo, Argomulyo, Kota Salatiga. Saat ini, dia tinggal di Ungaran, Kabupaten Semarang dan bekerja di salah satu perusahaan retail. Selanjutnya, Suparti menawarkan sembako dengan harga miring (murah).

“Saya percaya saja dengan Suparti, selisih harganya juga di bawah rata-rata dan akhir-akhirnya Suparti meminta DP dulu,” ujarnya. Sembako yang Suparti jual saat itu ada promo yang membuat harganya di bawah rata-rata. Tawaran sembako tersebut berupa minyak goreng, gula, mie dan lainnya.

“Pertama, saya DP Rp700.000, lalu Rp3 juta. Kemudian Rp10 juta, Rp7 juta dan terakhir transfer Rp1,5 juta. Totalnya Rp23,2 juta,” terangnya.

Setelah uang ditransfer ternyata barang tersebut tidak kunjung datang.
“Ngomongnya mau perjalanan untuk kirim barangnya. Perjalanan dari jam 10.00 WIB, tapi hingga jam 16.00 WIB belum sampai-sampai. Alasannya macam-macam,” ucapnya.

Setelah itu, nomor telepon Asih diblokir oleh Suparti. Dua hari kemudian, ada seorang laki-laki yang mengaku bernama Alfi menghubungi Asih melalui pesan singkat di WhatsApp. “Orang itu mengaku dari perusahaan yang sama dengan Suparti. Dan menjelaskan bahwa Suparti sedang sakit. Orang itu mengatakan kalau ingin barangnya dikirim harus bayar lagi,” katanya. Namun, Asih tidak menuruti permintaan Alif. Akhirnya, nomor telepon Asih diblokir oleh Alfi.
“Semoga tidak ada korban lain lagi,” ujarnya. (305/snc)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.