Alhamdulillah! 2 Tahun Lesu, Penjual Terompet dan Kembang Api Mulai Menggeliat Sambut Tahun Baru 2023

kembang api dps
Penjual kembang api dan terompet Muchamad Maksum (26) saat melayani pembeli di lapak jualannya di Jl PB Sudirman Dangin Puri Denpasar Timur. (yn)

DENPASAR | patrolipost.com – Alhamdulillah! Selama 2 tahun lesu akibat pandemi Covid-19, kini menjelang perayaan Tahun Baru 2023 para penjual pernak pernik tahun baru seperti terompet dan kembang api mulai menggeliat. Hal ini terpantau dari beberapa lapak penjual kembang api dan terompet mulai menghiasi Jl PB Sudirman Dangin Puri Denpasar Timur.

Salah satu penjual kembang api dan terompet Muchamad Maksum (26) menyebutkan jika penjualannya tahun ini ada peningkatan. Dimana selama 2 tahun, dirinya tidak berjualan karena Tahun Baru ditiadakan akibat pandemi Covid-19.

Bacaan Lainnya

Dia mengaku sejak 2017 berjualan kembang api dan terompet, masa pandemi Covid-19 menjadi momen tahun penjualan terburuk. Dimana sebelum pandemi hasil penjualan bisa mencapai jutaan rupiah.

“Saat ini hasil penjualan kembang api bisa mencapai Rp400 ribu – Rp600 ribu per harinya. Tapi dulu sebelum pandemi, bisa menjual kembang api hasilnya bisa Rp800 ribu – Rp1 juta,” ujar pria asal Kediri yang ditemui patrolipost.com di lapaknya bertempat di Jl PB Sudirman Denpasar, Jumat (30/12/2022).

Menurutnya, kembang api selalu ludes terjual saat menyambut Tahun Baru. Adapun kembang api yang dijualnya memiliki kisaran harga mulai dari Rp5 ribu – Rp150 ribu.

“Ini pengambilan stock kembang api yang ke-5 kali, kembang api selalu habis kalau menjelang menyambut Tahun Baru,” tambahnya.

Lebih lanjut dikatakannya, lapaknya menyediakan berbagai jenis kembang api mulai dari kembang api roman candle, kembang api asap, kembang api kawat kecil, hingga kembang api pancaran dan banyak lagi yang lainnya.

“Mercon nggak jual. Hanya kembang api. Meski Denpasar meniadakan pesta kembang api, tapi kemarin saya antar pesanan kembang api ke Badung,” jelasnya.

Sementara Yono (52) menuturkan kini masyarakat kembali antusias menyambut Tahun Baru. Pihaknya menambahkan selama 10 tahun telah berjualan terompet, namun beberapa tahun dengan adanya masa pandemi ini tentu membuat suasana menjadi berbeda. Terlebih selama 2 tahun, perayaan Tahun Baru sempat ditiadakan sehingga tahun ini menjadi momen pertama akan diadakan perayaan Tahun Baru tanpa pembatasan.

“Dulu sebelum pandemi bisa perhari itu dapatnya Rp500 ribuan lebih. Tapi sekarang dalam 3 hari belum tentu dapat Rp250 ribu. Itupun penghasilan harus diputar untuk modal juga. Meski sekarang sudah mulai ramai pembeli, tapi nyatanya belum pulih 100 persen dan seramai dulu,” tuturnya.

Yono menjelaskan berbagai jenis dan bentuk terompet dijualnya, mulai dari yang paling murah berupa terompet kerucut hingga yang paling mahal dengan bentuk dan desain terompet yang mewah.

“Kalau yang kerucut harganya Rp7 ribu – Rp10 ribu per buah itu yang paling murah biasanya pembeli menawar harga juga, kalau yang paling mahal itu harganya Rp25 ribu per buah,” tambahnya.

Selain itu, Dia berharap perayaan Tahun Baru 2023 akan menjadi langkah awal pulihnya perekonomian menjadi lebih baik. (030)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.