Wolobobo Festival di Ngada Hadirkan Festival Tarian, Tenun, Bambu dan Kopi

walobobo
Salah satu jenis tarian yang ditampilkan dalam gelaran Wolobobo Ngada Festival. (ist)

NGADA | patrolipost.com –  Wolobobo Ngada Festival (WNF) 2022 secara resmi dibuka. Opening Ceremony yang secara simbolis dibuka dengan meniup Bombardom (salah satu alat musik khas Ngada yang terbuat dari bambu) dihadiri oleh Bupati Ngada, Andreas Paru, Sekretaris Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggara Kegiatan Kemenparekraf, Edy Wardoyo serta Direktur Utama Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF) Shana Fatina.

Gelaran Wolobobo Ngada Festival sebelumnya telah berlangsung beberapa rangkaian kegiatan pengantar seperti kemping budaya, Tracking menyusuri lembah, bukit, hutan, dan hingga perjalanan wisata budaya di perkampungan kawasan Wolobobo.

Bacaan Lainnya

Opening Ceremony WNF 2022 berlangsung di Lapangan Kartini Bajawa, Ngada, Sabtu, (17/9/2022) sore serta dibalut dalam nuansa budaya yang sangat kental. Dibuka dengan karnaval budaya yang dimulai dari Lapangan Lebijaga dan berakhir di Lapangan Kartini.

Di sini ditampilkan pertunjukan budaya dari 3 etnis besar di Ngada yaitu Etnis Ngadhu Bagha, Etnis Soa, Etnis Riung, dan dilanjutkan dengan penampilan tari kolosal yang dibawakan oleh 350 penari yang semuanya adalah siswa dan siswi sekolah menengah yang ada di Bajawa.

Pembukaan festival ini turut menampilkan “Tarian Kolosal Ngada Bisa” yang dibalut dalam gerakan tarian dan iringan alat musik yang menceritakan tiga kekhasan yang dimiliki oleh Kabupaten Ngada yaitu Kopi, Tenun, Bambu yang juga menjadi tema utama WNF 2022.

Pagelaran tari akbar tersebut juga mengajak seluruh tamu yang hadir di Lapangan Kartini untuk menari Ja’i dan Tarian Dero bersama. Ja’i sendiri merupakan tarian khas Kabupaten Ngada yang masuk dalam salah satu Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) oleh Kemendikbud, sementara Tarian Dero merupakan tarian pemersatu Nagekeo dan Ngada. Dalam kesempatan ini peragaan fashion show yang menampilkan berbagai kekayaan tenun, kopi, dan berbagai pernak pernik dari bambu juga digelar.

Bupati Ngada dalam sambutannya mengajak seluruh masyarakat untuk menjadikan WNF 2022 sebagai ajang mempromosikan semua potensi yang ada di Kabupaten Ngada dalam nilai dan spirit Tante Nela Paris yang dalam istilah masyarakat Ngada adalah akronim dari “Tani, Ternak, Nelayan dan Pariwisata” dengan tujuan untuk memenuhi Tuka, Tuku, dan Teka yang memberikan gambaran tentang adanya ketahanan pangan dimana tercermin dari “Ketersediaan Pangan, Akses Pangan, dan Pemanfaatan Pangan”.

“Untuk membangkitkan perekonomian masyarakat, menghidupkan usaha mikro kecil dan menengah, dan membangkitkan ruang kreativitas bagi para pegiat seni dan budaya pasca pandemi ini, maka Pemerintah telah melakukan berbagai upaya diantaranya melalui pelaksanaan Wolobobo Ngada Festival 2022,” ujar Bupati Andreas.

Sementara Edy Wardoyo selaku Sekretaris Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggara Kegiatan Kemenparekraf berharap agar event WNF bisa masuk dalam 10 Event Utama tahun 2023, mengingat WNF 2022 telah berhasil masuk dalam 100 Kharisma Event Nusantara 2022 dan merupakan capaian yang harus dipertahankan.

“Wolobobo Ngada Festival 2022 pada tahun ini masuk ke dalam 100 Kharisma Event Nusantara. Tentunya kami dari Kemenparekraf sangat bangga apalagi rangkaian festival yang dilakukan beberapa hari ini diisi dengan aneka ragam atraksi yang ditampilkan. Kami berharap apa yang sudah dicapai pada tahun ini dapat dipertahankan dan masuk dalam Kharisma Event Nusantara berikutnya. Tidak hanya masuk dalam daftar 100 besar tetapi masuk dalam 10 event utama,” ungkap Eddy.

Hal senada disampaikan Direktur BPOP-LBF Shana Fatina. Shana menyampaikan apresiasinya atas terselenggaranya Festival Wolobobo yang sudah berlangsung sejak 14 September lalu dan berkomitmen untuk terus mendorong agar produk pariwisata Ngada bisa mencapai pasar yang lebih besar.

“Kehadiran kami dari Kemenparekraf dalam hal ini melalui BPOLBF adalah untuk mendorong produk pariwisata yang ada di Kabupaten Ngada agar bisa dikenal lebih luas lagi, tidak hanya untuk konsumsi lokal dan nasional saja tetapi juga internasional. Kami berharap ini bisa menjadi karakter dan keunikan Kabupaten Ngada ke depan yang akan kita promosikan terus menerus” ungkap Shana.

Wolobobo Ngada Festival 2022 akan digelar selama 10 hari, terhitung sejak tanggal 14 September 2022 hingga 24 September 2022 serta dihadiri tamu undangan yang datang dari berbagai daerah, baik dari daratan Flores, NTT, nasional serta mancanegara.

Dalam festival ini turut ditampilkan pula booth UMKM yang menampilkan berbagai produk lokal Ngada yang didesain dari bambu. Adapun produk UMKM yang ditampilkan tersebut menunjukkan tiga produk utama Ngada yang sesuai dengan Tema WNF 2022 yang diusung, yaitu Kopi, Bambu, dan Tenun. Agenda kegiatan selama 10 hari tersebut dapat dilihat di official Instagram BPOLBF yaitu @bpolbf dan @wolobobongadafestival. (334)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.