Viral, Risma Temui Pengemis di Jakarta, Netizen: Mensos RI atau Mensos DKI?

Menteri Sosial Tri Rismaharini saat mengunjungi salah satu kawasan eks lokalisasi. (ist)

JAKARTA | patrolipost.com – Aksi blusukan Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini yang menemui sejumlah pengemis dan gelandangan di Kawasan Sudirman-MH Thamrin dan Pasar Baru, Jakarta, justu dinyinyir netizen. Warganet menilai Risma hanya melakukan pencitraan dan menyebut Mensos Jakarta.

Blusukan yang dilakukan mantan Wali Kota Surabaya, Jawa Timur ini pun menjadi trending topik di Twitter pada Selasa (5/1/2021). Netizen pun menyinyir Risma yang lebih fokus blusukan ke Jakarta. Akun @baim22, berkicau, Mensos urusan jakarta, siap2 sebentar lg sapu2 jln sm atur lalulintas, camera roll…and action…”.

Akun @yang_cerah berkicau,”Mensos DKI?”, Selanjutnya akun @lutfiwahyu11, menulis,”Bu Risma ini Mensos RI atau Mensos DKI Jakarta ya? Bekal buat 2022 ya Bu?”. Sementara akun, @achmad30673 berkicau,”Bu Risma kenapa gak blusukan ke kampung kami di Banda Aceh supaya saudara kami di Banda Aceh kenal dengan Mensos yang walikota Surabaya…”.

Kemudian akun @chandradn berkicau,”Mensos jakarta LUCU juga”. Akun @YusupMustopa7 berkicau, Mensos khusus DKI.Sandiwara basi. Warga Jakarta jangan mau lah dikibulin!”. Akun @rahiem_abdul berkicau,”Ini Mensos eksis banget bikin konten, mau ngalahin Baim wong ya”.

Ini Kata Pengamat
Sebelumnya, Menteri Sosial Tri Rismaharini mulai menata Jakarta seperti mengunjungi para tunawisma di kolong jembatan Menteng, Jakarta Pusat. Aksi tersebut menuai beberapa tanggapan yang menyebut sebagai langkah untuk Pemilihan Gubernur (Pilgub) DKI Jakarta nanti.

Pengamat Politik dari Universitas Paramadina, Hendri Satrio (Hensat) mengatakan, aksi Risma boleh dilakukan asal tidak mengabaikan tugas utamanya sebagai menteri sosial. “Jika Bu Risma punya niat dan intensi ke pilgub, ya tidak apa-apa. Tapi, jangan lupa warga DKI Jakarta sangat selektif dalam memilih gubernurnya,” kata Hensat saat dikonfirmasi, Senin (4/1).

Menurut dia, saat ini, perlu dibuktikan terlebih dulu dalam mengurus persoalan bantuan sosial (bansos). Hensat menyebut, lebih baik tidak menghabiskan waktu untuk kegiatan mencari panggung dan pencitraan.

“Menjadi mensos kan panggungnya sudah disediakan, itu saja digunakan. Selesaikan masalah bansos. Intinya, warga paham mana orang yang berprestasi dan mencari panggung saja. Sukses untuk Bu Risma, semoga lancar dalam melaksanakan tugas barunya,” ujar dia.

Tanggapan serupa juga dikatakan oleh Pengamat Politik dari Universitas Islam Negeri Syarid Hidyatullah Jakarta, Adi Prayitno. Kegiatan blusukan Risma, sebaiknya tidak dilakukan hanya di DKI Jakarta, tapi perlu dilakukan di 33 provinsi lain, terutama di tempat yang jauh dari sorotan media.

“Indonesia tidak hanya Jakarta, tapi banyak tempat-tempat lain yang perlu diperhatikan. Bagus blusukan itu karena dia mensos tapi jangan bercakap hanya dengan masyarakat kelas bawah di Jakarta saja,” ujar Adi.

Selain itu, aksi tersebut kata dia tidak ada kaitan dengan langkahnya untuk pilgub Jakarta 2022. Sebab, sejauh ini belum ada keputusan dari DPR dan pemerintah. Tujuan pengisian posisi Risma sebagai mensos dinilai sebagai upaya untuk meningkatkan kepercayaan publik dan kinerja pemerintah terutama atas kasus korupsi yang dilakukan oleh Eks Mensos Juliari Batubara.

“Jadi Bu Risma memang diharapkan bisa menutup celah yang sudah ditinggalkan oleh Juliari. Kalau 2022 ada pilkada, Risma akan diusut untuk maju. Karena untuk melihat kader PDIP yang aktif bisa bertanding dan bersaing dengan Anies ya hanya risma,” ucap dia.

Sementara itu, Pengamat Politik Lingkar Madani, Ray Rangkuti mengatakan ada dua target yang dicapai dari blusukan Risma. Pertama, untuk kepentingan jangka pendek, yakni memberi kesan Risma dengan sungguh-sungguh bekerja membenahi tata cara atau prosedur yang terkait dengan distribusi bansos.

“Mengapa Jakarta? Karena segala aktivitas Bu Risma di Jakarta dengan sendirinya akan menimbulkan efek berita nasional. Dengan cara ini, Bu Risma mau memberi pesan bahwa semua hal terkait dengan bansos akan ditata sebagaimana hal itu tengah dilaksanakan di Jakarta,” kata Ray.

Target lain adalah untuk citra politik pada 2024 nanti. Ray menilai potensi Risma untuk dicalonkan sebagai Gubernur DKI Jakarta besar. Pencitraan ini penting kata dia karena bukan hanya untuk mendapat simpati warga Jakarta, melainkan memguatkan posisinya di internal PDIP. Sebab, ada kandidat lain yang kemungkinan besar juga akan dicalonkan, misal Gibran Rakabuming.

Blusukan Risma juga tidak akan berlangsung lama dan tidak memengaruhi tugas utamanya. “Saya kira tidak akan selamanya. Mungkin hal ini dilaksanakan dalam beberapa bulan saja. Jika efek pertama sudah dapat tercapai, akan kembali ke tugas umumnya. Kemudian akan diulang di momen lain. Begitu siklusnya,” ucap dia. (305/snc/rpc)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.