Teater Monolog Drupadi Lolos Kurasi Festival Seni Bali Jani

teater monolog
Teater Monolog Drupadi. (ist)

DENPASAR | patrolipost.com – Teater Monolog Drupadi lolos kurasi Festival Seni Bali Jani (FSBJ). Karya Putu Fajar Arcana itu bakal dipentaskan secara hybrid dari Gedung Ksirarnawa, Taman Budaya Bali.

Putu Fajar Arcana mengatakan, karya yang dipentaskan itu menggambarkan lakon Drupadi yang merupakan sosok perempuan. Ia berani menggugat sistem patriarki yang melekat di kehidupan manusia dulu dan sekarang.

Bacaan Lainnya

“Tadinya monolog ini disiapkan di kanal online, tapi karena pembatasan sosial sudah mulai dilonggarkan, sekarang kita bisa menyaksikannya secara langsung,” kata Putu Fajar di ISI Denpasar, Selasa (11/10/2022).

Pentas teater itu digarap bukan kaleng-kaleng. Secara khusus, Putu Fajar mendapuk musisi Ayu Laksmi untuk menggubah lagu ‘Drupadi’. Selain itu, Putu Fajar juga menggandeng seniman Dibal Ranuh untuk menyutradarai segmen visual yang dibutuhkan dalam pementasan.

Penggunaan dua sutradara dalam satu pertunjukan, tambah Putu, menjadi hal baru dalam proses kreatif berkesenian di Indonesia. Proses seperti itu, sangat dimungkinkan mendapatkan hasil maksimal.

“Prinsipnya, tidak ada sutradara yang menguasai semua hal. Maka, seorang sutradara harus mendistribusikan kewenangannya kepada para seniman lain yang dinilai memiliki kecakapan khusus,” jelasnya.

Sementara, produser ‘Drupadi’ Joan Arcana dari Arcana Foundation berkolaborasi dengan Kitapoleng Bali yang memiliki pengalaman menggarap seni visual.

“Di situ ada Dibal Ranuh dan Jasmine Okubo. Keduanya sudah sering melahirkan karya-karya visual yang bagus,” kata Joan Arcana.

Dalam penggarapan selanjutnya, Arcana Foundation melibatkan para seniman Bali seperti seniman gamelan Sraya Murtikanti, seniman cello Kharissa Sadha, dan musisi tekno Agha Praditya.

Ketiganya, kata Joan, akan berkolaborasi dalam menghasilkan karya musik berbasis tradisi tapi memberikan perspektif baru di masa kini.

“Kolaborasi ini sangat penting dalam merespons spirit yang mendasari FSBJ. Sebagai entitas kebudayaan, Bali tidak pernah berhenti dalam gelimang kesenian tradisi,” kata Joan. (pp03)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.