Suksma Bali Minta Industri Menyadari Fungsi Strategis dan Peran Budaya Bali

SUKSMA BALI - Tokoh-tokoh pariwisata penggagas Suksma Bali 2019 saat temu media terkait Bali Night-Social dan Charity Dinner serta penganugrahan awards bagi yang berkontribusi terhadap pariwisata Bali

KUTA | patrolipost.com – Suksma Bali memberikan penganugrahan awards kepada 12 tokoh yang memberikan kontribusi besar pendukung gerakan Suksma Bali dari bidang seni, budaya, dunia pendidikan, pemerintahan, keagamaan, lingkungan, pertanian, dan industri kreatif. Ketua Suksma Bali 2019, I Gusti Agung Ngurah Darma Suyasa saat Bali Night-Social dan Charity Dinner, Rabu (18/12) di Kuta, Badung mengatakan, sebanyak 700 orang pelaku pariwisata Bali dan tokoh masyarakat hadir dalam kegiatan tersebut.

Menurut dia, salah satu kriteria penganugrahan award ini adalah karena kiprahnya di bidang masing-masing, sehingga layak mendapatkan award tersebut. “Masih banyak tokoh-tokoh lainnya yang layak diberikan penghargaan ini, memang tidak bisa diberikan sekaligus pada satu kesempatan tapi bisa ke depannya di Suksma Bali selanjutnya,” jelas Suyasa.

Dikatakannya, Bali Night-Social dan Charity Dinner merupakan kegiatan ketiga Suksma Bali tahun ini. Kegiatan yang kedua adalah simposium yang dilaksanakan 17 Oktober 2019 mengambil tema menjaga dan menyelamatkan keberlangsungan air di Bali yang dipahami bersama menjadi perhatian dan kepedulian ke depan. “Bersama-sama dengan 26 stakeholders menandatangani deklarasi yang diberikan nama Panca Kriyamana atau 5 langkah nyata yang berdampak pada masa depan,” terang Suyasa.

Lebih lanjut dia mengatakan, kegiatan yang pertama Suksma Bali 2019 yakni World Clean Up Day pada 21 September 2019 sebagai wujud terima kasih kepada alam. “Pada kegiatan itu bekerja sama dengan seluruh industri pariwisata, baik yang terkait langsung maupun tidak, dunia pendidikan, LSM, masyarakat lokal yang dilaksanakan di 9 kabupaten/kota di Bali,” bebernya.

Disampaikan Suyasa, gerakan terima kasih kepada Bali yang dirancang menjadi acara tahunan tetap dan diharapkan ke depan bisa menjadi tradisi tambahan bagi masyarakat khususnya di kalangan industri pariwisata maupun non pariwisata. “Melalui Suksma Bali, pelaku industri pariwisata dan non pariwisata Bali diharapkan menjadi lebih solid dan dekat dengan masyarakat. Dengan Suksma Bali industri pariwisata dan non pariwisata diharapkan selalu sadar akan fungsi strategis dan peran budaya Bali,” imbuh Suyasa.

Pihaknya berharap kepada 12 tokoh ini agar selalu bisa menginspirasi masyarakat Bali lainnya. Dengan gerakan Suksma Bali yang berkesinambungan maka akan tercipta destinasi Bali yang semakin berkualitas dan berkelanjutan. “Suksma Bali diharapkan dapat menciptakan kebersamaan yang lebih kuat sesama warga Bali dan masyarakat yang berdomisili di Bali dari berbagai elemen,” katanya. (811)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.