Penduduk Kota Hallstatt Larang Kedatangan Turis Berlebihan

kota halistat
Kota Hallstatt Austria. (ist)

AUSTRIA | patrolipost.com – Penduduk kota Hallstatt, Austria  punya pandangan berbeda tentang kedatangan turis di wilayah mereka. Bukannya senang, mereka malah menggelar aksi protes atas kedatangan para turis.

Penduduk dengan populasi penduduk yang hanya sedikit, sekitar 700 jiwa tersebut malah merasa terganggu dengan kedatangan turis yang jauh melebihi populasi penduduk kota. Diperkirakan turis mengunjungi Kota Hallstatt mencapai 10 ribu orang saat musim liburan.

Kota Hallstatt merupakan salah satu situs warisan dunia yang diminati wisatawan saat liburan. Kota yang ‘dikuasai’ wisatawan saat liburan pun menuai aksi protes dari penduduk lokal.

Melansir BBC, penduduk setempat menyerukan pembatasan jumlah turis harian dan larangan bus wisata pada Senin (28/8/2023), setelah pukul 17.00 waktu setempat.

Penduduk lokal tidak menyangkal kontribusi pariwisata bagi perekonomian penduduk Kota Hallstatt, namun kedatangan bus-bus besar membuat warga lokal memberlakukan pembatasan kunjungan turis.

Penduduk lokal merasa terkena dampak “pariwisata berlebihan”, meskipun destinasi wisata di Eropa bukan hanya Kota Hallstat, Austria, melainkan juga kota Venesia di Italia dan beberapa kota lainnya yang ikut menanggung dampak buruk dari pariwisata berlebihan.

Pada Mei 2023, warga sempat mendirikan tembok kayu di tempat paling populer untuk berfoto sehingga menghalangi pemandangan pegunungan Alpen, sebagai protes terhadap polusi suara dan lalu lintas yang padat. Setelah mendapat reaksi keras di media sosial, tembok itu kemudian dihilangkan.

Sejak itu, walikota setempat mengatakan akan mengurangi sepertiga bus yang melewati Kota Hallstatt.

Kota Hallstatt menonjolkan rumah-rumah tua yang indah di tepi Danau Alpen yang masih asli dan dikelilingi pegunungan terjal. Pemandangan itu pun menjadi daya tarik bagi turis dan telah menjadi pusat pariwisata dalam beberapa tahun terakhir.

Para turis biasanya mencari lokasi berfoto yang sempurna, dengan danau, bangunan gereja tua dan pegunungan indah menjadi latar belakangnya.

Pada tahun 2006, kota ini muncul dalam drama romantis Korea Selatan, yang kemudian meningkatkan popularitasnya di Asia. (pp04)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.