Sadis! Pembunuh Janda Pemilik Toko Bangunan Mengaku Puas

Tersangka dan barang bukti diperlihatkan Wakapolresta Denpasar AKBP I Wayan Jiartana.

DENPASAR | patrolipost.com – Tersangka Sakim Fadillah (38) sepertinya menyimpan dendam kesumat terhadap Senawati Candra (55), janda pemilik toko bangunan yang dibunuhnya, Rabu (5/2/2020). Bahkan, sesaat setelah melakukan pembunuhan tersangka mengaku merasa puas.

“Setelah membunuh itu saya merasa puas karena sakit hati saya terlampiaskan,” ucap tersangka yang dihadirkan saat rilis di Polresta Denpasar, Jumat (7/2/2020).

Bacaan Lainnya

Wakapolresta Denpasar AKBP I Wayan Jiartana mengungkapkan, motif tersangka membunuh korban karena sakit hati. “Korban sering memaki-maki tersangka dan mengatainya gila, seperti dukun, orang jahat dan iblis. Ini yang membuat tersangka tersinggung,” ungkapnya.

Jiartana menyampaikan, tersangka dengan anak korban, Andi Cahyadi (34) sudah dua tahun berteman karena memiliki hobi sekaligus bisnis ternak ayam. Ia juga sering ke TKP di Jalan Ahmad Yani, Gang Merpati Nomor 1 Denpasar Utara.

“Dalam tiga bulan terakhir, dia jarang ke TKP karena tersinggung dengan omongan korban,” katanya.

Pada Rabu (5/2) pukul 10.00 Wita, tersangka kembali datang lagi ke rumah pemilik toko bangunan UD Maju Jaya Gemilang tersebut karena janjian untuk gantangan ayam dengan Andi. Keduanya berangkat mengendarai sepeda motor milik tersangka menuju Jalan Selaya.

“Selesai gantangan ayam, mereka balik. Sampai TKP, Andi pergi kewarung membeli rokok,” jelasnya.

Kesempatan itu dipakai tersangka melampiaskan sakit hatinya. Pria asal Jember, Jawa Timur itu mengambil batu paving depan rumah kemudian masuk dan memukul kepala Senawati Candra yang saat itu sedang melamun di teras.

“Korban berlari ke kamar tapi dikejar tersangka dan di dalam kamar tersangka kembali memukul kepala dan wajah korban menggunakan batu dan botol parfum hingga meninggal,” urai perwira dengan pangkat dua melati di pundaknya ini.

Selesai membantai perempuan berstatus janda anak empat asal Bangli itu, pelaku membersihkan darah di tangan dan kaki serta pakaian. Sedangkan batu dan botol dibuang di lahan kosong samping TKP. Tidak lama, Andi datang dan pelaku langsung mengajak ke kosnya di Jalan Pulau Salawati.

“Di kos, tersangka melepas pakaian termasuk sandal yang berisi bercak darah kemudian dimasukan ke tas. Setelah itu, keduanya kembali ke TKP,” tuturnya.

Dalam perjalanan, tersangka yang posisinya dibonceng membuang plastik berisi pakaian termasuk sandal berisi bercak darah di selokan dekat Sungai Badung di sekitar Jalan Gunung Kerinci-Jalan Nusakambangan. Andi sempat menanyakan barang yang dibuang tersebut, tapi tersangka minta agar tetap melajukan motornya.

Namun, setelah beberapa meter, Andi menghentikan motornya karena ditelepon adiknya, Kevin Sanjaya Candra dan memberi kabar ibunya meninggal bersimbah darah. “Keduanya bergegas ke TKP dan tersangka sempat melihat jenazah,” ungkapnya.

Setelah menerima laporan dan melakukan olah TKP termasuk pemeriksaan saksi- saksi, tersangka mengerucut ke Sakim Fadillah. “Awal diinterogasi dia sempat mengelak, tapi setelah keterangannya didalami akhirnya pelaku mengakui perbuatannya,” ujarnya. (007)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.