Rutan Bangli Krisis Air Bersih, Narapidana Tidak Mandi Selama Tiga Hari

warga binaan
Warga binaan Rutan Bangli antre mengangkut air. (ist)

BANGLI | patrolipost.com – Dampak hancurnya jaringan pipa PDAM menyebabkan suplay air di Rumah Tahanan (Rutan) Klas II B Bangli terganggu yang berujung pada krisis air bersih. Ratusan warga binaan terpaksa tidak bisa mandi sejak tiga hari terakhir.

Kasubsi Pelayanan Tahanan Rutan Bangli, I Made Jaya Sentana saat dikonfirmasi mengatakan terganggunya suplay air PDAM sudah berlangsung sejak Sabtu (8/7/2023). Mengatasi krisis air bersih, maka pihak Rutan memohon bantuan suplay air bersih ke pemerintah daerah Kabupaten Bangli.

Bacaan Lainnya

“Pemkab menindaklajuti permohonan kita dengan mengerahkan armada Damkar dan BPBD untuk  suplay air ke Rutan,” ujarnya, Selasa (11/7/2023).

Selain suplay air dari Damkar dan BPBD untuk memenuhi kebutuhan air, para petugas juga ikut mencari air ke beberapa lokasi yang ada sumber airnya. Air ditampung di bak penampungan yang ada di blok C dan D.

Kata Made Jaya Sentana, pada hari Minggu dikirim sebanyak 4 tangki air dan pada Senin sebanyak 2 tangki air serta hari Selasa hingga siang baru 2 tangki air.

”Air 4 tangki hanya cukup hingga sore hari. Makanya suplay air kita prioritaskan untuk kepentingan memasak dan buang air, sedangkan untuk kebutuhan mandi bagi warga binaan belum mencukupi,” kata Kasubsi asal Jembrana ini.

Rutan Bangli yang memiliki kapasitas daya tampung 116 orang kini dihuni sebanyak 413 orang warga binaan. Dari jumlah tersebut 12  orang merupakan warga negara asing (WNA).

Menyikapi kondisi yang terjadi, pihaknya juga sudah menyampaikan kepada warga binaan dan menganjurkan kepada mereka untuk efisien memnggunakan air. “Memang sudah sejak tiga hari terakhir warga binaan tidak bisa mandi,“ ungkapnya.

Disinggung untuk pembayaran rekening air per bulannya, untuk tagihan rekening air PDAM berkisar Rp 35 juta per bulan.

”Memang ada wacana untuk buat sumur bor, tentu harus melalaui proses perencanaan yang matang, beberapa Lapas juga ada yang memanfaatkan sumur bor untuk memenuhi kebutuhan air,” sebut pria berbadan tambun ini.

Salah satu warga binaan yang enggan disebutkan namanya mengaku sudah sejak tiga hari tidak mandi. Air diprioritaskan untuk kebutuhan memasak dan untuk buang air.

“Sejak tiga hari hanya cuci muka dan gosok gigi saja, sedangkan untuk mandi belum bisa karena air tidak mencukupi,” ujar warga binaan asal  Denpasar ini.

Terpisah Kabag Teknik Perumda Air Minum Tirta Danu Arta (PDAM) Bangli Ida Bagus Prenawa saat dikonfirmasi tidak menampik terganggunya pendistribusian air ke Rutan Bangli. Sejatinya untuk suplay air Rutan Bangli mengandalkan dari sumber mata air Kayubihi Barat yang jaringan aman dari bencana longsor  5 hari lalu.

Namun karena adanya kegiatan revitaliasi drainase dan trotoar, jaringan pipa sempat tergerus alat berat sehingga dalam proses perbaikan air ditutup sementara.

“Setelah perbaikan kelar air kembali dibuka, tentu daerah yang lokasinya ada di bawah terlebih dahulu dapatkan air, kondisi ini kerap terjadi, selama proses pengerjaan drainase dan trotoar yang  saat ini masih sedang berjalan,” ujarnya.

Lanjutnya, selain itu air dari sumber mata air Kayubihi Barat dibagi untuk menyuplay air ke wilayah layanan yang terkena dampak bencana, seperti wilayah Kelurahan Cempaga dan Kawan.

”Air dari Kayubihi Barat kita bagi, agar pasca perbaikan jaringan pipa yang hancur diterjang longsor, layanan yang terdampak juga bisa mendapatkan air,” kata IB Prenawa. (750)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.