Prostitusi di Jakarta Menggeliat Lagi, Dulu Kalijodo, Kini Cilincing

prostitusi 333333
Dunia prostitusi di Jakarta kembali menggeliat lagi. Dulu ada Kalijodo, sekarang Cilincing.(ilustrasi/net)

JAKARTA | patrolipost.com – Dunia prostitusi di Jakarta menggeliat lagi. Dulu ada Kalijodo, sekarang ada di Rawa Malang, Cilincing. Pemkot Jakarta Utara dan kepolisian pun turun tangan. Tempat prostitusi di Hutan Kota Rawa Malang, Cilincing itu pun ditutup oleh Satpol PP pada Senin (26/9) malam. Petugas Satpol PP Jakarta Utara langsung mendatangi kafe remang-remang yang diduga menjadi tempat praktik prostitusi terselubung di sana.

“Kita sudah kirim tim bersama stakeholder setempat. Disampaikan mulai malam ini untuk menutup warung-warungnya dan tidak ada lagi kegiatan serupa,” kata Kapolsek Cilincing Kompol Haris Akhmad, dilansir Selasa (27/9/2022).

Kompol Haris mengatakan setidaknya ada 10 warung yang menjadi tempat prostitusi di lokasi. Total, ada 30 puluh pekerja seks komersial (PSK) yang stand by di tempat tersebut dan sudah ditertibkan.

Prostitusi Meresahkan Warga
Salah seorang warga sekitar Rawa Malang, Cilincing yang enggan disebutkan namanya mengaku, selama ini masyarakat merasa terganggu dengan adanya praktek prostitusi itu. Mereka juga resah dengan maraknya pergaulan bebas anak-anak muda di sana.

“Mereka sudah tidak bisa menjaga privasinya, akhirnya kan menimbulkan gejolak. Malah terganggu. Kedua, keresahan tentang pergaulan bebas anak-anak muda,” ujar warga itu.

Praktek prostitusi di Rawa Malang, Cilincing ini tentu saja mengingatkan kita akan Kalijodo, sebuah lokalisasi yang namanya sempat tenar beberapa tahun yang lalu di kalangan penikmat wisata malam.

Nama Kalijodo sebenarnya sudah terkenal jauh sebelum itu, tepatnya di zaman pendudukan Belanda. Sesuai dengan namanya, Kalijodo, di lokasi ini, dulunya dipakai masyarakat untuk memadu kasih dan saling berjodoh.

Nama Kalijodo mulai jadi buah bibir sekitar tahun 1600-an. Kala itu, ada suatu tempat yang dijadikan penduduk Batavia dari etnis Tionghoa untuk mencari gundik dari perempuan lokal. Karena tempatnya mencari istri itu ada di bantaran sungai maka daerahnya disebut Kalijodo.

Di tempat ini ada juga pekerja seks. Sejak itu lah tempat yang menjadi tempat favorit pria Tionghoa mencari perempuan lokal itu disebut Kalijodo yang kurang lebih bermakna, sungai tempat mencari jodoh. (305/dtc)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.