Peringati Hari Guru, Siswa di Manggarai Barat Demo Tuntut Kepala Sekolah Diganti

Aksi Demo Siswa/I SMAN 3 Macang Pacar, Rabu (25/11/2020).

LABUAN BAJO | patrolipost.com – Memperingati Hari Guru Nasional pada 25 November, Puluhan Siswa/I Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 3 Macang Pacar, Desa Wontong, Kecamatan Macang Pacar, Kabupaten Manggarai Barat melakukan aksi demontrasi di halaman, Rabu (25/11/2020). Para siswa menuntut pengunduran diri Kepala Sekolah (Kasek) SMAN 3 Macang Pacar, Rista Sihite.

Ketua Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) SMAN 3, Yuliana Ratnasari menjelaskan, aksi demontrasi yang dilakukan oleh puluhan siswa dari berbagai tingkatkan kelas ini didasari pada rasa ketidakpuasan atas kinerja Kepala Sekolah mereka. Yuliana mengeluhkan potongan dana Program Indonesia Pintar (PIP) yang dibebankan kepada setiap siswa penerima dana PIP untuk proses pembangunan gedung sekolah baru.

Bacaan Lainnya

Menurut Yuliana, setiap penerima dana PIP harus rela dipotong sebesar Rp 200 ribu. Potongan ini menurutnya digunakan untuk biaya transportasi kepala sekolah saat mengurus proses pencairan dana PIP di bank dan juga potongan bantuan pembangunan gedung sekolah baru.

Terkait potongan dana untuk uang transportasi Kasek sudah mendapatkan persetujuan awal dari para orangtua murid. Namun soal potongan untuk  bantuan pembangunan gedung baru, Yuliana mengakui hal tersebut tidak melalui kesepakatan bersama dengan orangtua murid.

“Potongan dana PIP itu ada kesepakatan awal. Untuk uang transportasinya itu Rp 100 ribu dan sudah disetujui. Tapi ada tambahan potongan lagi sebanyak Rp 100 ribu untuk alokasi pembangunan gedung ruangan sekolah yang baru. Itu tidak ada kesepakatan dengan orangtua murid, tiba-tiba langsung dipotong waktu penerimaan,” ujar Yuliana.

Yuliana mengakui penerimaan dana PIP bagi setiap siswa pun berbeda beda. Untuk siswa kelas XI menerima sebanyak Rp 500 ribu dan siswa kelas XII menerima dana PIP sebesar Rp 1 juta. Penerimaan dana PIP tersebut menurut Yuliana juga tidak berlangsung di sekolah, melainkan di tempat tinggal Kepala Sekolah. Hal ini juga tidak pernah diketahui oleh para guru.

“Dana KIP itu dia (Kasek) sendiri yang urus. Dia minta potongan 100.000 untuk biaya transportasi. Dari saya pribadi itu potongannya tambah 100.000, jadi total potongan 200.000. Tidak tau yang lain berapa. Terimanya juga bukan di sekolah, tapi di tempat dia tinggal. Guru – guru juga tidak tau. Antara orangtua murid dengan dia sendiri,” tutur Yuliana.

Yuliana juga mengeluhkan sifat arogansi yang sering ditunjukan oleh Kepala Sekolah kepada murid murid. Yuliana mengakui pernah diancam oleh Kasek karena tidak tidak mendengar panggilannya.

Selain Itu, Yuliana juga mengeluhkan kepala sekolah yang jarang berada di sekolah. Kepala Sekolah menurut Yuliana lebih banyak menghabiskan waktu mengawasi proyek pembangunan gedung baru sekolah tersebut. Selain Itu, Yuliana juga menyampaikan keluhan adik kelasnya yang mengeluhkan soal ketertinggalan materi pelajaran fisika yang seharusnya diajarkan oleh Kepala Sekolah. Namun Kepala Sekolah jarang masuk ke kelas dan lebih banyak menghabiskan waktu di tempat pembangunan gedung baru tersebut.

Untuk itu, dalam aksi demo mereka, Yuliana mewakili siswa/I SMA N 3 Macang Pacar menuntut agar Kepala Sekolah segera mengundurkan diri dan diganti dengan Kasek baru yang lebih jujur dan transparan.

“Tuntutan kami sebagai siswa minta agar Kepala Sekolah diganti dengan Kepala Sekolah yang jujur dan transparan. Yang bisa menuntun kami menjadi anak yang baik,” ujar Yuliana.

Sementara itu, Kepala Sekolah SMA N 3 Macang Pacar, Rista Sihite saat dihubungi media ini Rabu (25/11) malam melalui sambungan telepon mengakui tidak mengetahui adanya kegiatan demo siswanya tersebut. Meskipun pada saat demo terjadi, Rista diketahui sedang berada di tempat pembangunan gedung sekolah yang baru.

“Tidak ada demo tadi di sekolah Pak. Saya tadi ada di kantor dan tidak ada demo siswa Pak,” ujar Rista.

Rista juga menjelaskan perihal pembagian dana PIP sudah dibagikan kepada siswa penerima melalui orangtua murid sesuai dengan jumlahnya masing-masing. Terkait potongan dana PIP, baik untuk biaya transport atau sumbangan bantuan pembangunan gedung baru telah melalui kesepakatan dengan orangtua murid. Bagi bantuan sumbangan pembangunan gedung baru ini menurut Rista seikhlasnya para orangtua murid.

“Saya tidak ada masalah dengan siswa dan juga tidak pernah menghukum siswa. Mengenai dana PIP itu sudah Saya berikan semua. Mengenai pemotongan Itu juga atas seizin mereka, kalau mereka tidak izin saya tidak potong,” beber Rista.

Rista juga menjelaskan terkait bantuan dana bagi pembangunan Gedung sekolah yang dipotong dari uang PIP siswa. Menurut Rista, dana yang dipotong tersebut bukan untuk dialokasikan pembangunan gedung baru, tetapi digunakan sebagai biaya penggusuran lahan untuk pembangunan gedung baru tersebut. Hal ini pun menurutnya telah melalui rapat bersama Komite Sekolah.

“Bapak, itu tidak ada. Itu namanya ada yang kita minta untuk bantuan penggusuran lahan. Itupun hanya sebagian siswa sebab sifatnya sukarela. Kita minta potongan karena dalam Dana Alokasi Khusus (DAK) pembangunan gedung baru tersebut tidak ada biaya untuk penggusuran lahan,” tuturnya.

Hasil diskusi bersama Komite Sekolah pun memutuskan untuk meminta bantuan dari penerima dana PIP untuk membantu mengatasi biaya penggusuran lahan tersebut. Hasil bantuan siswa tersebut pun kemudian digunakan untuk biaya acara adat peletakan batu pertama pembangunan sekolah tersebut. Dana ini juga menurut Rista dipegang dan dikelola oleh seorang guru di sekolah tersebut.

“Dana itu bukan saya yang kelola. Bukan saya yang pegang. Itu Vinsensius Ferdi yang Kelola,” ujarnya.

Terkait mata pelajaran Fisika di sekolah tersebut, Rista mengakui sejak bulan Spetember sudah ada guru fisika. Guru ini juga merangkap sebagai guru Kimia. Meskipun Rista juga kadang bergantian mengajar kelas Fisika.

Buruknya kinerja Kasek SMAN 3 Macang Pacar ini juga pernah dikeluhkan oleh para guru di sekolah tersebut. Keluhan pernah disampaikan di depan Anggota DPRD Provinsi NTT yang berasal dari Komisi I, IV Dan V dalam kunjungan gabungan mereka ke SMA N 3 Macang Pacar, Selasa (1/9) lalu.

Di hadapan anggota DPRD NTT, para guru meminta Kepala Sekolah SMA N 3 Macang Pacar, Rista Sihite agar dimutasikan. Permintaan ini merupakan buntut dari ketidakpercayaan para guru terhadap kinerja Kasek yang dinilai tidak transparan dalam mengelola dana BOS dan Komite. Selain itu, sikap arogansi yang ditunjukan oleh Kepala Sekolah dalam memimpin di sekolah tersebut juga menjadi salah satu alasan tidak harmonisnya hubungan antara Kasek dengan para guru. (334)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

1 Komentar

  1. Mestinya, kalau dana dipotong tanpa persetujuan, jangan diterima dulu sisanya supaya gugatannya kuat. Kalau sudah Terima sisanya itu berarti sudah setuju.