Peringatan Dini Tsunami Dicabut, Warga Diminta Tetap Waspada

JAKARTA | patrolipost.com – Setelah lewat waktu perkiraan datangnya tsunami pasca gempa yakni pukul 19,35 WIB, status ancaman tsunami dicabut. Namun warga di sepanjang pesisir diminta untuk tetap jauhi pantai, sebab potensi tsunami masih ada dalam waktu 2 jam ke depan. 

Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati dalam keterangan persnya di Jakarta, Jumat (2/8/2019) menyebut gempa berkekuatan magnitudo 7,4 di Sumur, Pandeglang, Banten, berpotensi tsunami. Perkiraan kedatangan tsunami pada pukul 19.35 WIB. Namun sampai waktu tersebut, tidak terjadi tsunami.

Namun, sesuai dengan standard operating procedure (SOP), Dwikorita menyebut BMKG menunggu hingga 2 jam ke depan (pukul 21.35 WIB. Sebab, dia menyebut bisa terjadi berbagai fenomena alam yang mempengaruhi kondisi.

“SOP yang ada, (kami) menunggu sampai 2 jam dari perkiraan kedatangan terakhir. Jadi sampai 21.35 WIB,” imbuh Dwikorita.

Dwikorita menyebut perkembangan akan ditunggu hingga 21.35 WIB. Untuk itu, dia meminta masyarakat tidak berada di pesisir pantai.

Gempa berkekuatan 7,4 magnitudo itu sebelumnya terjadi pada pukul 19.03 WIB. Titik gempa berjarak sekitar 147 km arah barat daya dari Sumur, Pandeglang, Banten. Koordinat pusat gempa berada di 7,54 Lintang Selatan dan 104,58 Bujur Timur. Kedalaman pusat gempa sekitar 10 kilometer.

Pasca gempa ratusan warga Kecamatan Sumur, Kabupaten Pandeglang masih trauma dan sebagian yang wilayah mereka ditetapkan BMKG dengan status waspada memilih mengungsi ke tempat aman. Suasana sempat panik, sebab beberapa saat setelah gempa aliran listrik padam.

Saat ini, situasi di pusat kota gelap gulita lantaran listrik padam. Seorang warga mengatakan, warga merasa panik lantaran khawatir terjadi tsunami seperti akhir Desember lalu. Saat ini, banyak warga yang sudah meninggalkan rumahnya yang tidak jauh dari bibir pantai, karena khawatir ada tsunami.

Sementara itu sebuah video memperlihatkan proses evakuasi truk-truk di Pelabuhan Banten beredar via WhatsApp. Dalam rekaman video amatir tersebut, narasi yang disampaikan perekam video adalah telah terjadi surut air laut mencapai 15 meter.

General Manager Pelabuhan Banten Agus Hendriyanto mengatakan narasi dalam video tersebut hoax. Namun ia tak menyangkal bahwa video itu benar proses evakuasi di area Pelabuhan Banten.

“Jadi memang itu video itu bener, itu proses evakuasi sesuai SOP sebenarnya relatif aman, cuma narasinya yang hoax itu,” kata Agus, seperti dikutip detikcom, Jumat (2/8/2019).

Pihaknya tengah mencari perekam video yang menyatakan keadaan air laut surut mencapai 15 meter. Jika benar penjaga pos pelabuhan yang merekam, Agus akan memprosesnya. “Kalau itu penjaga pos kami akan proses besok. Jadi minta tolong ya itu hoax,” ujarnya. (pp-02)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.