Ngurah Ambara, Pentingnya Etika dan Budi Pekerti Dalam Membangun Budaya Sosial Kota Denpasar yang Lebih Maju

Gede Ngurah Ambara Putra saat melakukan persembahyangan di Merajan Agung Puri Kedaton Kesiman, Selasa (22/9/2020) bersama calon Wakil Walikota Denpasar, Made Bagus Kertha Negara.

 

Bacaan Lainnya

DENPASAR | patrolipost.com – Gede Ngurah Ambara Putra akan meramaikan bursa Pilwali Kota Denpasar memaparkan konsep 5 P sebagai dasar yang membentuk budaya di Kota Denpasar.

Konsep 5 P itu yakni, Pura, Purana, Puruhita, Para dan Puri. Calon Walikota Denpasar yang berpasangan dengan Made Bagus Kertha Negara ini menjelaskan, dalam konteks kekinian adalah menjaga budaya agar tetap lestari.

“Bukan hanya konteks menjaga situs dan ritus yang ada, tapi juga etika maupun budi pekerti dalam membangun budaya sosial untuk Kota Denpasar yang lebih maju Kota Denpasar juga harus punya daya saing dengan tetap berbasis budaya. Konsep Smart City menjadi program unggulan dan akan dikembangkan ke bidang yang lebih luas lagi,” sebut Ambara.

Menurut calon yang diusung Golkar-Nasdem-Demokrat ini, digitalisasi yang terintegrasi turut memberikan kontribusi terhadap tingkat kesejahteraan masyarakat. Dalam pelayanan birokrasi, digitalisasi memberikan transparansi terhadap kinerja pemerintah.

“Seperti kita ketahui, Denpasar ini, PAD-nya sangat tergantung dari jasa. Artinya, yang akan kita bangun nanti salah satunya sumber daya manusia (SDM) untuk mendukung peningkatan jasa,” imbuhnya usai melakukan persembahyangan di Merajan Agung Puri Kedaton Kesiman, Selasa (22/9/2020) bersama calon Wakil Walikota Denpasar, Made Bagus Kertha Negara dan keluarga masing-masing.

Membangun sumber daya manusia terkait erat dengan dukungan terhadap pendidikan warganya. Kedepan konsep pendidikan yang disiapkan menurutnya, tidak ada boleh ada dikotomi antara sekolah swasta dan negeri.

“Kita perlu memikirkan pendidikan bagi anak-anak kita. Yang saya tahu, tamatan SD di kita mencapai 7.000 orang, sedangkan daya tampung SMP hanya 3.000, sisanya harus kita pikirkan, Denpasar dengan segala kemajemukan yang ada membutuhkan birokrasi yang mudah dan cepat,” pungkas Ambara. (wie)

 

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.