Mengenal Kandungan Nutrisi dan Budaya ‘Tea Ngerek’ di Manggarai Timur

katak
Katak Sawah yang menjadi lauk favorit di Matim. (ist)

BORONG | patrolipost.com – Katak merupakan binatang amphibi yang terkesan kotor dan menjijikkan. Binatang ini hidup di darat dan di air, suka melompat dan berlendir.

Dikutip dari Menshealth, ahli gizi Marc Lawrence mengatakan, katak mengandung protein yang tinggi atau 16 gram per porsi dan 0,3 gram lemak. Paha katak juga kaya omega-3 asam lemak, kalium dan vitamin A. Selain itu, rasa dan tekstur dagingnya lebih lembut, seperti campuran ayam dan ikan sehingga bisa dimasak dengan cara apapun.

“Dibandingkan dengan dada ayam panggang, daging katak jauh lebih berprotein dan rendah lemak,” kata Lawrence.

Karena kelezatannya, katak sawah didaulat sebagai lauk favorit di Manggarai Timur (Matim). Orang Matim berusaha meluangkan waktunya untuk berburu katak (tea ngerek) di sawah. Saat berangkat berburu katak, dua atau tiga orang akan bergabung untuk bersama-sama berburu katak pada malam hari.

Peralatan yang dibawa saat berburu katak adalah senter. Katak tidak kisa kabur saat nyala senter diarahkan ke mata binatang ampibi tersebut.

Di antara dua atau tiga orang pemburu katak, akan ada satu orang yang tidak lincah mencari dan menangkap katak. Tugas dari orang yang tidak lihai berburu katak adalah memegang hasil tangkapan (ata kinda wieng). Setiap katak yang ditangkap oleh para pemburu pasti akan diserahkan kepada dia yang ditugaskan sebagai pemegang katak.

Setelah selesai berburu, tugas membersihkan katak tentunya si pemegang katak. Tugasnya berupa mengeluarkan usus serta bagian dalam hasil tangkapan (Cuat).

Di sepanjang perjalanan pulang, pemegang katak bisa jadi menyatakan kepada orang-orang yang dijumpainya bahwa hasil berburu yang dibawanya merupakan hasil tangkapannya sendiri, berusaha mengecilkan peran para pemburu katak yang lincah.

Kemudian saat membagi hasil tangkapan, si pemegang katak bisa saja mengklaim semua katak yang sudah ditangkap sebagai kepunyaannya, jika tidak hasil tangkapan yang ukurannya besar akan menjadi bagiannya sementara pemburu mendapat jatah yang kecil-kecil saja.

Di Manggarai Timur, katak tidak dibudidayakan, namun saat menginginkan daging katak, orang orang akan berburu katak di sawah maupun pinggiran sungai. (pp04)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.