Mencermati Haluan Pembangunan Bali 100 Tahun Kedepan

whatsapp image 2023 06 22 at 22.37.08
Dr Nyoman Sugawa Korry SE.,MM.,Ak.Ca. (foto/ist)

DENPASAR | patrolipost.com – Membahas mengenai haluan pembangunan Bali untuk 100 tahun ke depan merupakan suatu tugas yang memerlukan kecermatan dalam menganalisis kondisi masa lalu serta mempelajari kajian masa kini guna merumuskan prediksi yang didasarkan pada alat analisis ilmiah yang dapat dipertanggungjawabkan. Dalam merencanakan masa depan, kita harus menyadari bahwa ciri utama yang melekat pada masa depan adalah ketidakpastian dan perubahan.

Berdasarkan kajian akademik yang telah disampaikan oleh para ahli, kami mengharapkan agar pendekatan filosofis yang didasarkan pada konsep “sad kerthi” dan “Tri Hita Karana” dilengkapi dengan tujuan hidup masyarakat, yaitu “Catur purusartha”. Hal ini penting karena apa yang ingin dicapai di masa depan adalah terwujudnya kualitas peradaban, kualitas hidup, intelektualitas, kesejahteraan, dan kebahagiaan manusia itu sendiri.

Bacaan Lainnya

Meskipun kajian masa lalu dan masa kini telah disajikan secara komprehensif, namun dalam kajian masa depan diperlukan kecermatan yang lebih dalam. Alat analisis yang digunakan untuk melakukan prediksi saat ini diyakini benar, namun seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan yang selalu berubah, belum tentu alat analisis tersebut masih relevan untuk masa yang akan datang.

Hal yang sama berlaku untuk implementasi konsep “Tri Hita Karana”. Dalam mempelajari hubungan antara manusia dengan Tuhan, perlu kecermatan dalam mengantisipasi perkembangan lingkungan strategis, seperti apa yang diperbolehkan dan tidak diperbolehkan baik di masa kini maupun di masa depan. Sebagai contoh, pada masa lalu, krematorium dianggap sebagai sesuatu yang tabu, tetapi saat ini dianggap relevan.

Dalam hubungan manusia dengan alam, kita perlu memprediksi lingkungan alam yang harus dijaga, sejalan dengan pertumbuhan jumlah penduduk beserta kompleksitas berbagai kebutuhannya. Misalnya, dalam 100 tahun ke depan, masih relevankah mempertahankan 25 hingga 30% hutan lindung? Selain itu, dalam hubungan manusia dengan manusia, sejalan dengan arah dan tujuan haluan ini, perlu dipertimbangkan apakah kebijakan struktur ekonomi Bali yang didominasi oleh sektor tersier masih layak dipertahankan, ataukah diperlukan arah baru untuk mencapai keseimbangan struktur ekonomi Bali di masa depan. Selanjutnya, sebagai haluan atau arah yang harus dicapai di masa depan, tentu saja akan selalu menghadapi perubahan dalam lingkungan strategis. (*Penulis merupakan Ketua DPD Golkar Bali dan Wakil Ketua DPRD Provinsi Bali)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.