Kecewa Pawai Dilarang, Sekaa Teruna di Gianyar Bakar Ogoh-ogoh

Ogoh-ogoh dirusak (kiri), kemudian dibakar (kanan).

GIANYAR | patrolipost.com – Kecewa terhadap Keputusan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gianyar yang melarang pawai ogoh-ogoh di malam Pengerupukan jelang hari raya Nyepi 1942, Sekaa Teruna Banjar Peteluan, Desa Temesi merusak dan membakar ogoh-ogoh yang baru mereka buat, Kamis (20/3/2020) malam.

Dari keterangan beberapa sumber, sebelum merusak dan membakar ogoh-ogoh ini, para yowana setempat sempat dikumpulkan di balai banjar oleh prajuru adat. Pada kesempatan itu, anak-anak muda yang hampir menyelesaikan ogoh-ogoh ini diminta untuk menghentikan kegiatannya.

Pada kesempatan itu prajuru adat menyampaikan hasil rapat koordinasi di Polres Gianyar, yang memutuskan  Pemkab Gianyar meniadakan arak-arakan (pawai) ogoh-ogoh di malam Pengerupukan. Alasannya, demi keselamatan warga dari paparan virus Corona (Covid-19) yang sedang mewabah.

Sempat ada usulan dari sekaa teruna agar ogoh-ogoh boleh diarak di lingkungan banjar. Namun, pihak prajuru tidak berani mengizinkan karena pelarangan itu secara tegas dilarang baik di wilayah (wewidangan) banjar atau desa sekalipun.

Usai pertemuan, malam itu juga para yowana menunjukkan kekesalannya. Mereka kemudian meluapkan rasa kekecewaannya dengan membakar ogoh-ogoh yang sudah jadi, Kamis (19/3/2020) malam. Para prajuru pun hanya mengawasi agar pembakaran itu tidak membahayakan. Usai pembakaran, para yowana ini langsung pergi.

Kelian Adat Banjar Peteluanan Pande Ketut Subakti, mengakui jika anak-anaknya merasa kecewa. Padahal saat mengumpulkan para pemuda untuk membahas tentang keputusan bahwa arak-arakan ogoh ogoh ditiadakan, pihaknya sudah berhati-hati. Bahkan para yowana ini disarankan untuk menyimpan ogoh ogoh tersebut.

“Akan tetapi karena para pemuda kecewa dan secara spontanitas dibakarlah ogoh-ogoh yang sudah jadi tersebut, ” jelasnya singkat. (338)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.