Israel Kepung Rumah Sakit Al-Shifa, Puluhan Bayi Terancam Tewas

bayi gaza
Bayi baru lahir ditempatkan di tempat tidur setelah dikeluarkan dari inkubator di Rumah Sakit Al Shifa Kota Gaza. (reuters)

GAZA | patrolipost.com – Puluhan bayi yang baru lahir di Rumah Sakit Al-Shifa Kota Gaza terancam tewas menyusul terhentinya pasokan listrik akibat serangan tentara Israel. Sebanyak 45 bayi yang baru lahir terpaksa ditumpuk di luar incubator, 3 diantaranya dinyatakan meninggal pada Minggu (12/11/2023).

Juru bicara Kementerian Kesehatan Gaza Ashraf Al-Qidra, yang berada di dalam rumah sakit Al Shifa di Kota Gaza mengatakan sebuah tank Israel kini ditempatkan di gerbang rumah sakit.

Bacaan Lainnya

“Tank tersebut berada di luar gerbang bagian klinik rawat jalan, seperti inilah situasinya pagi ini,” kata Qidra.

Pasukan Israel berikan 300 liter bahan bakar agar generator darurat rumah Sakit Al-Shifa bisa difungsikan untuk mendukung operasional rumah sakit tersebut. Kemudian, Israel telah memerintahkan warga sipil untuk pergi dan petugas medis mengirim pasien ke tempat lain.

Qidra, juru bicara Kementerian Kesehatan Gaza membantah menolak tawaran bahan bakar namun mengatakan bahwa 300 liter itu hanya akan memberi daya pada rumah sakit selama setengah jam. Rumah Sakit Al-Shifa membutuhkan 8.000-10.000 liter bahan bakar per hari, yang harus disalurkan oleh Palang Merah atau badan bantuan internasional.

Seorang pejabat Israel yang tidak mau disebutkan namanya mengatakan 300 liter bisa bertahan beberapa jam karena hanya ruang gawat darurat yang sekarang beroperasi, sehingga mengurangi kebutuhan bahan bakar rumah sakit.

Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan bahwa dari 45 bayi di inkubator di Shifa, tiga diantaranya meninggal pada hari Minggu (12/11/2023).

Seorang ahli bedah di rumah sakit tersebut, Dr Ahmed El Mokhallalati mengatakan pada hari Minggu bahwa pemboman telah memaksa staf untuk menjajarkan bayi prematur di tempat tidur biasa, menggunakan sedikit tenaga yang tersedia untuk menghangatkan mereka.

“Kami memperkirakan akan kehilangan lebih banyak dari mereka dari hari ke hari,” tandasnya.

Pasukan Israel mencapai gerbang rumah sakit utama Kota Gaza pada hari Senin, target utama dalam pertempuran mereka untuk menguasai bagian utara Jalur Gaza, di mana petugas medis mengatakan pasien termasuk bayi yang baru lahir sekarat karena kekurangan bahan bakar.

Ada juga kekhawatiran baru bahwa perang tersebut dapat menyebar ke luar Gaza, dengan meningkatnya bentrokan di perbatasan utara Israel dengan Lebanon.  Amerika Serikat juga dikabarkan melancarkan serangan udara terhadap sasaran-sasaran milisi yang terkait dengan Iran di negara tetangga Suriah.

Israel melancarkan serangannya bulan lalu untuk memusnahkan Hamas. Menurut penghitungan Israel, sekitar 1.200 orang tewas dan 240 orang diseret ke Gaza sebagai sandera Hamas di hari paling mematikan dalam 75 tahun sejarah mereka, 7 Oktober 2023.

Sejak itu ribuan warga Gaza terbunuh dan lebih dari separo penduduknya kehilangan tempat tinggal akibat agresi militer Israel yang tiada henti.  Israel telah memerintahkan evakuasi total di separo Utara Gaza.  Otoritas medis Gaza mengatakan lebih dari 11.000 orang dipastikan tewas, sekitar 40% di antaranya adalah anak-anak.

Pasukan darat Israel memasuki Gaza pada akhir Oktober dan dengan cepat mengepung Kota Gaza, pemukiman utama di Utara.  Pertempuran sejak itu terkonsentrasi di lingkungan yang semakin ketat di sekitar Rumah Sakit Shifa, yang merupakan rumah sakit terbesar di wilayah tersebut, tempat ribuan warga sipil mencari perlindungan.

Israel mengatakan pejuang Hamas memiliki markas bawah tanah di terowongan di bawah rumah sakit dan sengaja menggunakan pasiennya sebagai tameng, namun hal ini dibantah oleh Hamas. (rts/pp04)

Pos terkait