Islandia Bersiap Hadapi Letusan Gunung Berapi dalam Beberapa Hari Mendatang

retakan tanah
Retakan muncul di jalan akibat aktivitas gunung berapi di dekat kantor polisi di Grindavik, Islandia. (ist)

KOPENHAGEN | patrolipost.com – Pihak berwenang Islandia mengakui sedang bersiap menghadapi letusan gunung berapi di Barat Daya pulau itu dalam beberapa hari mendatang setelah serangkaian gempa bumi dan bukti magma menyebar dengan cepat di bawah tanah.

Kantor Meteorologi Islandia pada Minggu (12/11/2023) mengatakan ada risiko besar terjadinya letusan di atau dekat semenanjung Reykjanes karena besarnya intrusi magma bawah tanah yang bergerak dengan cepat.

Bacaan Lainnya

“Kemungkinan terjadinya letusan meningkat sejak pagi ini dan letusan dapat terjadi kapan saja dalam beberapa hari ke depan,” demikian kata perwakilan Kantor Meteorologi Islandia dalam sebuah pernyataan.

Badan Perlindungan Sipil Islandia Senin (13/11/2023) memerintahkan evakuasi menyeluruh terhadap Grindavik, sebuah kota nelayan yang berpenduduk sekitar 3.000 jiwa.

Wilayah Reykjanes telah menyaksikan beberapa letusan di wilayah tak berpenghuni dalam beberapa tahun terakhir.  Yang terbaru diperkirakan akan dimulai di dasar laut di Barat Daya Grindavik, menurut pernyataan kantor meteorologi Islandia.

Sebuah terowongan magma yang membentang ke Timur Laut melintasi Grindavik dan sekitar 10 km lebih jauh ke daratan, memiliki kedalaman kurang dari 800 meter, dibandingkan dengan 1.500 m pada hari sebelumnya.

Pada hari Kamis, peningkatan aktivitas seismik mendorong penutupan spa panas bumi Blue Lagoon, salah satu tempat wisata utama Islandia.

Reykjanes adalah titik panas vulkanik dan seismik di Barat Daya ibukota Reykjavik.  Pada bulan Maret 2021, air mancur lava meletus secara spektakuler dari celah di tanah berukuran panjang antara 500 – 750 meter di sistem vulkanik Fagradalsfjall di kawasan itu.

Aktivitas vulkanik di daerah tersebut berlanjut selama enam bulan pada tahun itu, mendorong ribuan warga Islandia dan wisatawan mengunjungi lokasi tersebut.  Pada bulan Agustus 2022, terjadi letusan selama tiga minggu di wilayah yang sama, diikuti letusan lainnya pada bulan Juli tahun ini.

Sistem Fagradalsfjall, yang lebarnya sekitar 6 km dan panjang 19 km, tetap tidak aktif selama lebih dari 6.000 tahun sebelum letusan baru-baru ini. (pp04)

Pos terkait