Heboh! Warga Jual Meteorit Rp 200 Juta, Begini Komenter Kepala Lapan

Seorang warga di Dusun Sitambarat, Kolang, Tapanuli Tengah, Sumatera Utara, membuat heboh karena menyebut rumahnya ditimpa meteor. Batu meteor itu dijualnya seharga Rp200 juta. (ist)

JAKARTA | patrolipost.com – Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) Thomas Djamaluddin angkat bicara soal temuan meteorit di Tapanuli Tengah, Sumut, yang jatuh di rumah warga. Thomas mengatakan, secara umum, meteorit yang jatuh bisa dimiliki siapa saja yang menemukan.

“Meteorit adalah batuan antariksa yang biasa jatuh di suatu tempat di bumi. Secara umum, meteorit bisa dimiliki oleh setiap orang yang menemukannya,” ujar Thomas kepada wartawan, Kamis (19/11/2020).

Thomas menuturkan, Lapan bisa menindaklanjuti terkait benda asing apabila memiliki nilai ilmiah atau terkait keamanan. Dia menilai meteorit yang jatuh di Tapanuli Tengah itu jenis meteor biasa.

“Kecuali ada nilai ilmiah atau terkait keamanan dan keselamatan yang perlu ditindaklanjuti Lapan. Meteorit yang jatuh di Sumatera Utara sama seperti umumnya meteorit. Saya tidak tahu tentang nilai ekonomi batu meteorit,” jelas dia.

Seperti diketahui, batu meteorit tersebut jatuh menimpa rumah Josua di Kolang, Tapanuli Tengah, Sabtu (1/8) sore. Saat itu, Josua mengaku mendengar suara riuh dari langit.

Dia kemudian mendengar suara dentuman keras. Saat dicek, atap rumahnya antara ruang tengah dan dapur sudah bolong. Dia juga menemukan tanah di rumahnya sudah berlubang sekitar 15 cm. Tanah di sekitar lubang itu terlihat mengering. Josua mengatakan batu meteorit itu awalnya terasa panas saat baru ditemukan.

Josua mengaku menjual meteorit yang menimpa rumahnya seharga Rp 200 juta. Batu dari langit itu dijual Josua kepada seorang warga negara asing (WNA). Sebelum menjual batu itu, Josua mengaku sempat menunggu pihak Lapan datang setelah rumahnya kejatuhan meteorit. Setelah 2 pekan pihak Lapan tak datang, Josua memutuskan menjual meteorit tersebut.

“Belum ada yang datang. Kita tunggu-tunggu itu berapa minggu. Tanggal 17 (Agustus 2020) kan batunya dijual, sampai tanggal 16 (Agustus) kita tunggu, nggak ada responsnya ya sudahlah daripada habis batunya dimainin sama anak ke depan rumah, dilempar-lempar. Daripada hilang, dijual lah,” ucap Josua saat dihubungi, Kamis (19/11/2020).

Selang beberapa hari, Josua terkejut ketika media Inggris menyebutnya sebagai orang kaya baru setelah batu meteor yang menimpa rumahnya pada bulan Agustus 2020 lalu dihargai 757 Poundsterling (Rp 14,1 juta) per gram di sebuah situs jual-beli online. Artinya, harga batu seberat 1.800 gram yang dijual Josua bisa mencapai hampir 1,4 juta pound sterling atau setara dengan Rp 26 miliar.

Pria berusia 34 tahun yang sehari-hari bekerja sebagai pembuat peti mati ini mengaku batu meteor tersebut dijualnya dengan harga Rp 200 juta. Uang itu pun sudah habis dibagi-bagi kepada keluarga, yatim-piatu, gereja, dan perbaikan makam orang tua.

“Uangnya sudah habis, cuma Rp 200 juta,” kata Josua sambil tertawa getir kepada Dedi Hermawan, wartawan di Sumatra Utara yang melaporkan untuk BBC News Indonesia, Rabu (18/11) malam.

Berdasarkan laporan BBC News Indonesia, tidak semua batu meteor yang menimpa atap rumah Josua pada 1 Agustus 2020 dijual. Josua menyebut bobot batu meteor yang jatuh menimpa atap rumahnya mencapai 2,2 kilogram, sedangkan yang dijual hanya 1.800 gram. Sisanya, menurut Josua, telah dibagi-bagi ke sanak keluarga.

“Saya sendiri dapat 5 gram, selebihnya saya bagi-bagi ke sanak keluarga. Ada yang dibuat batu cincin,” jelasnya.

Joshua berjanji tidak akan menjual sisa batu meteor yang dimilikinya itu, meski harga di pasar internasional cukup mahal. (305/dtc)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.