Harga Telur di Buleleng Masih Tinggi, Dirut Perumda Swatantra: Terkendala Pasokan

direktur perumda
Direktur Perumda Swatantra I Gede Bobi Suryanto SE. (cha)

SINGARAJA | patrolipost.com – Harga telur ayam di sejumlah pasar Buleleng masih tergolong mahal menyusul harga-harga komoditas lainnya cenderung stabil bahkan beberapa diantaranya turun cukup dalam. Khusus harga telur belum ada tanda-tanda akan turun mengingat pasokan telur mengalami kendala akibat monopoli sejumlah pengusaha yang telah terlebih dahulu ‘membajak’ telur di tingkat petelur ayam ras.

Harga telur ayam ras hinggal Rabu (27/7) tercatat Rp 47 ribu/krat atau Rp 28 ribu/kilogram. Harga itu masih tetap bertahan dan belum ada tanda-tanda akan turun menyusul harga komoditas lainnya telah turun dari sebelumnya.

Bacaan Lainnya

Direktut Perumda Swatantra Buleleng I Gede Bobi Suryanto SE mengatakan, selaku pihak yang ditugaskan oleh Satgas Pangan Kabupaten Buleleng untuk menyediakan sejumlah komoditas agar harga di pasar tetap stabil, pihaknya telah memantau pergerakan harga termasuk ketersediaan komoditas tertentu. Menurutnya sejumlah komoditas harga kebutuhan pokok cenderung stabil kecuali telur ayam ras.

“Khusus harga telur ayam ras memang harganya masih di angka tertinggi sebesar Rp 47  ribu/krat atau Rp 28 ribu/kilogram. Itu berdasar laporan Satgas Pangan Buleleng yang melakukan pemantauan harga hingga hari ini,” kata Bobi, Rabu (27/7).

Untuk memenuhi kebutuhan telur di Buleleng agar harganya tidak terus melonjak, Gede Bobi mengaku telah melakukan sejumlah Langkah, di antaranya melakukan survei ke tempat pengepul telur termasuk melakukan penjajagan di daerah Kintamani, Bangli.

“Kita ambil langkah dengan menjajaki seluruh sentra penghasil telur. Namun semua peternak ayam penghasil telur telah mengikat kerjasama dengan pengusaha luar daerah sehingga kita tidak bisa lagi mendapatkan telur karena semua telah diborong keluar,” ujar Bobi.

Kondisi itu yang menyebabkan pasokan telur di Buleleng menurun akibat terkendala di pihak penyedia. Untuk mengatasi kondisi itu, Bobi mengaku hanya bisa melakukan kerjasama dengan pemasok telur skala kecil kendati hasilnya belum bisa memenuhi kebutuhan Buleleng.

“Ada rencana kerja sama untuk stabilisasi harga antar pemerintah kabupaten termasuk kerja sama antar BUMD dengan peternak telur ayam ras di Bangli maupun di Tabanan dengan di fasilitasi Bank Indonesia perwakilan Bali. Ini untuk menjamin suplai telur terpenuhi supaya tidak ada lagi kelangkaan,” imbuhnya.

Sedangkan harga komoditas lainnya seperti bawang merah sudah sangat menurun menjadi Rp 35 ribu/kilogram dari sehari sebelumnya sebesar Rp 55 ribu/kilogram. Sedangkan harga bawang putih sudah menyentuh harga Rp 18 ribu/kilogram. ”Ini harganya sudah sangat turun jauh dari sebelumnya,” ucapnya.

Sementara komoditas lainnya menurut Bobi, cenderung stabil tidak ada lonjakan harga yang berpotensi menyebabkan inflasi.

“Sebetulnya kami (Perumda Swatantra) diberi tugas oleh Satgas Pangan Buleleng untuk beberapa komoditi penyumbang inflasi. Diantaranya bawang merah, bawang putih, telur ayam ras dan beras. Dan beras sudah stabil tinggal mengupayakan ketersediaan telur ayam ras saja,” tandasnya. (625)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.