Emak-emak di Sulawesi Kejang Usai Divaksin, Dokter Puskesmas Buka Suara

kejang 3
Seorang emak-emak kejang-kejang diduga usai menjalani vaksinasi di Konawe Utara, Sulawesi Tenggara. (ist)

KENDARI | patrolipost.com – Viral di media sosial seorang emak-emak di Konawe Utara, Sulawesi Tenggara (Sultra) mengalami kejang-kejang di kediamannya diduga usai melakukan vaksinasi Covid-19. Pihak puskesmas pun buka suara atas kondisi yang dialami wanita dalam video tersebut.

Dalam video yang dilihat Minggu (24/4/2022), tampak seorang ibu tengah berada di pangkuan seorang pria paruh baya. Kondisi ibu tersebut terbaring dan tubuhnya terlihat gemetar.

Sementara seorang wanita yang berada di samping ibu tersebut terdengar meminta tolong kepada seorang bidan yang disebutnya Bidan Yuyun. Ibu itu menerangkan kondisi korban tengah kejang-kejang usai melakukan vaksinasi.

“Bidan Yuyun, mungkin bisa tolong kasihan. Habis vaksin kasihan baru dia kena begini, ya Allah,” kata wanita tersebut menggunakan bahasa daerah dalam rekaman video yang beredar.

Informasi yang berhasil dihimpun, emak-emak viral tersebut merupakan warga Desa Wunduhaka, Kecamatan Asera, Kabupaten Konawe Utara, Sultra inisial R. Ibu rumah tangga anak satu tersebut dalam kondisi seperti itu diketahui usai melaksanakan vaksinasi pada Kamis (21/4) di Puskesmas Wanggudu Raya, Kecamatan Asera.

Hal itu dibenarkan oleh Dokter Penanggung Jawab Vaksinasi Puskesmas Wanggudu Raya, dr Chindy Permatasari. Chindy memastikan penyebab korban dalam kondisi seperti itu bukanlah efek dari vaksinasi.

“Karena kalau kejang setelah vaksin bukan kondisi seperti itu. Ibu ini memang memiliki riwayat penyakit maag akut,” kata Chindy, Minggu (24/4).

Chindy mengungkapkan di hari kejadian, ibu tersebut melakukan skrining untuk melaksanakan vaksinasi penguat atau booster. Setelah dinyatakan layak menerima vaksin, ibu tersebut lalu disuntik vaksin booster oleh salah seorang tenaga medis. Terlebih ibu tersebut sudah melakukan penyuntikan vaksin pertama dan kedua.

“Nah kejadiannya (ibu tersebut kejang-kejang) sekitar magrib (hari disuntik vaksin) waktu berbuka,” ujar dia.

Setelah pihak puskesmas mengetahui keadaan ibu tersebut, tim medis puskesmas langsung menengok keadaannya. Ibu tersebut memiliki rekam medis penyakit maag setelah pemeriksaan tanda-tanda vital dari tekanan darah, nadi, suhu hingga saturasi, yang hasilnya dalam batas normal.

“Untuk pemeriksaan lebih lengkap, kami rujuk ke rumah sakit guna mendapatkan penanganan medis,” ungkap Chindy.

Tim dokter yang menangani ibu tersebut menyatakan dalam kondisi normal. Beberapa saat kemudian ibu tersebut sudah dalam keadaan baik-baik dan bisa ceria seperti sebelumnya.

“Dokter memastikan ibu itu bukan kejang hanya penyakit maagnya sedang kambuh. Saat ibu ibu tersebut dalam keadaan baik-baik saja,” ucap dia.

Chindy pun meluruskan informasi yang beredar bahwa dirinya memaksakan ibu tersebut untuk disuntik vaksin. Ia mengungkapkan dirinya tidak pernah melakukan paksaan kepada siapapun untuk dilakukan vaksin, walaupun dalam proses skrining tidak ditemukan calon pasien dalam kategori orang yang tidak dibolehkan vaksin.

“Setelah skrining, sebagai dokter saya kembalikan lagi kepada calon penerima vaksin (menentukan apakah ingin vaksin atau tidak), saya tidak memaksakan si ibu ini menerima vaksin,” ujarnya. (305/dtc)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.