Edi-Weng Seriusi Masalah Stunting di Manggarai Barat

Paket nomor urut 3 pada Pilkada Mabar 09 Desember 2020 mendatang, (kiri–kanan) Edistasius Endi - Yulianus Weng siap mengatasi masalah stunting. (fri)

LABUAN BAJO | Patrolipost.com – Tingginya angka stunting di wilayah NTT dan secara khusus di wilayah Kabupaten Manggarai Barat (Mabar) menjadi perhatian serius Pemerintah Provinsi dan Daerah.

Stunting merupakan kondisi gagal pertumbuhan pada anak (pertumbuhan tubuh dan otak) akibat kekurangan gizi dalam waktu yang lama. Kondisi ini umumnya disebabkan oleh asupan makanan yang dikonsumsi tidak sesuai dengan kebutuhan gizi yang diperlukan tubuh. Hal ini pun menyebabkan tubuh anak lebih pendek atau memiliki perawakan tubuh pendek dari anak normal seusianya.

Untuk wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT) sesuai data Dinas Kesehatan Provinsi NTT, data jumlah stunting pada tahun 2018 sebesar 30,1 persen. Angka ini menurun di Tahun 2019 menjadi 27,9 persen. Tahun 2020 ini hinggah bulan Agustus menjadi 27,5 persen.

Sementara itu, khusus untuk wilayah Kabupaten Manggarai Barat, sesuai data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Mabar data angka stunting di tahun 2019 berjumlah 18 persen. Di Tahun 2020, angka ini berkurang 1 persen menjadi 17 persen.

Penyebaran stunting di Manggarai Barat sendiri menyebar di 12 Kecamatan. Angka stunting terbanyak pun berada di wilayah Kecamatan Sano Nggoang dan Komodo.

Kondisi ini pun menjadi perhatian serius dokter Yulianus Weng, Calon Wakil Bupati Manggarai Barat yang pada Pilkada 09 Desember mendatang berpasangan dengan Edistasius Endi selaku Calon Bupati Manggarai Barat.

Menurut dr Weng, sapaan akrabnya, pengoptimalan pencegahan Stunting pada seorang anak harus dilakukan pada masa yang disebut Golden period, yakni 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK).

1000 Hari pertama kehidupan ini terbagi dalam dua fase yakni, 270 hari saat bayi masih berada di dalam kandungan dan ditambah 730 Hari setelah bayi berada di luar kandungan (setelah dilahirkan).

dr Weng juga menyebutkan, terdapat dua jenis prinsip intervensi penanganan stunting yang akan harus dilakukan.

Pertama, intervensi spesifik (yang sifatnya jangka pendek dan dilaksanakan oleh kesehatan) dan memberikan kontribusi sebesar 30 persen.

“Contohnya, kita berikan makanan bergizi bagi ibu hamil. Yang berikut pemberian tablet tambah darah untuk ibu hamil dan pemberian obat cacing untuk balita,”ungkap dr Weng Saat dihubungi, Kamis (8/10).

Poin kedua yakni Intervensi sensitif (yang dilaksanakan oleh sektor di luar kesehatan) dengan kontribusi sebesar 70 persen.

“Contohnya, penyediaan air minum bersih oleh dinas PUPR. Penyediaan sanitasi (jamban keluarga). Peningkatan ketahanan pangan masyarakat oleh dinas-dinas yaitu Pertanian, Peternakan, dan Perikanan,” jelas dr Weng.

Sebelum memutuskan diri untuk menemani Edistasius Endi pada Pemilukada Kabupaten Manggarai Barat, dr Yulianus Weng merupakan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Manggarai selama 3 periode berturut – turut, yakni para periode 2007 – 2010, 2010 – 2015 dan 2015 – 2020. (334)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.