Dukung Program Bali “Clean and Green” PT Indonesia Power Pasang PLTS Atap 226 kWp

Gubernur Bali I Wayan Koster saat meninjau PLTS Atap di Indonesia Power, Pesanggaran, Denpasar.

 

Bacaan Lainnya

 

DENPASAR | patrolipost.com – Bali merupakan salah satu daerah terdepan dalam hal upaya pengembangan energi bersih, hal ini tercermin dalam Peraturan Gubernur Nomor 45 Tahun 2019 tentang Energi Bersih. Peraturan tersebut turut mengatur tentang pengembangan Bangunan Hijau, bangunan yang memiliki keseimbangan antara energi yang dihasilkan serta energi yang digunakan (zero energy building).

“Salah satu poin yang termuat dalam peraturan tersebut adalah bahwa bangunan pemerintah pusat dan daerah, serta bangunan komersial industri, sosial dan rumah tangga dengan luas lantai lebih dari 500 M2 diwajibkan untuk memasang system Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Atap. Adapun tenggat waktu yang diberikan pada bangunan-bangunan tersebut terbilang beragam, mulai dari 2021 hingga 2024 mendatang,” sebut Gubernur Bali I Wayan Koster disela kunjungannya.

Sebagai wujud nyata komitmen perusahaan dalam mendukung gerakan tersebut, PT Indonesia Power mengembangkan dan memasang PLTS Atap dengan total daya sebesar 226 kWp di kompleks perkantoran Bali Power Generation Unit (PGU). Pembangkit yang langsung diresmikan Direktur Utama PT Indonesia Power M. Ahsin Sidqi, Senin (24/2/2020) dihadiri oleh Dirjen Energi Baru Terbarukan dan Konversi Energi Kementerian ESDM FX Sutijastoto, Gubernur Bali I Wayan Koster, beserta Jajaran Direksi dan Komisaris PT Indonesia Power.

“Pengembangan teknologi PLTS Atap ini diinisiasi oleh PT Indo Tenaga Hijau, salah satu anak perusahaan PT Indonesia Power, sejak pertengahan tahun 2019 silam. Dengan memanfaatkan modul fotovoltaik yang dipasang pada atap bangunan perkantoran Bali Power Generation Unit, teknologi ini menjadi salah satu jalan untuk menurunkan emisi yang dihasilkan oleh unit pembangkit,” sebut Direktur Utama PT Indonesia Power M. Ahsin Sidqi.

PLTS Atap Bali Power Generation Unit yang terpasang di dua titik, masing-masing berdaya 130 kWp di PLTDG Pesanggaran dan 96 kWp di PLTG Pemaron, diperkirakan akan mampu memangkas nilai emisi hingga 41T CO2. Selain itu, keberadaan PLTS Atap turut membantu memenuhi kebutuhan energi sendiri, sehingga dapat meningkatkan nilai efisiensi unit pembangkit Indonesia Power. Adapun prinsip kerja PLTS Atap sebagai substitusi Pemakaian Sendiri di unit pembangkit PT Indonesia Power adalah dengan sistem terkoneksi jaringan. Sistem ini akan tetap terhubung dengan jaringan PLN dengan mengoptimalkan pemanfaatan energi fotovoltaik untuk menghasilkan energi listrik semaksimal mungkin.

Dijabarkan, pada siang hari, Modul Surya akan mengkonversi sinar matahari menjadi Energi listrik Arus Searah (DC). Selanjutnya sebuah komponen yang disebut Grid-inverter merubah listrik arus searah (DC) dari Fotovoltaik menjadi listrik arus bolak-balik (AC) yang kemudian akan langsung disalurkan ke Grid (Jala-Jala PLN). Selama Tegangan dan Frekuensi Jala-Jala masih dalam range tegangan dan frekuesi operasi Grid Inverter, maka energi akan dipenetrasi seoptimal mungkin dengan teknologi MPPT (Maximum Power Point Tracker). Teknologi ini dapat meningkatkan kuantitas energi yang tersalurkan hingga 20% lebih tinggi dibandingkan teknologi konvensional.

“Pada saat malam hari dimana tidak terdapat cahaya matahari, maka grid inverter akan stand by akan tetapi tidak berfungsi sebagai beban. Hal ini disebabkan adanya sistem proteksi reverse current. Jika terjadi blackout atau fail pada jala-jala, maka inverter juga akan padam, sebab memiliki proteksi anti islanding yang mencegah inverter tetap menyala pada saat kondisi grid fail,” imbuhnya.

Acara tak berhenti sampai di sini. Rombongan direksi PT Indonesia Power kemudian bergerak menuju PLTG Pemaron untuk meresmikan IP Academy – Centre of Excellence (COE) Pemaron, pusat pelatihan tenaga ahli pemeliharaan dan enjiniring dengan memanfaatkan peralatan yang ada di Unit Pemaron.

IP Academy – COE Pemaron merupakan wujud upaya PT Indonesia Power dalam mempersiapkan diri untuk menyambut peluang usaha di bidang power generation expertise and technical services yang diprediksi akan semakin dominan pada masa mendatang. Keberadaan pusat pelatihan ini diharapkan dapat memberi nilai tambah pada perusahaan, sekaligus menyasar tiga target, yakni:
Terciptanya Tenaga Ahli (Ekspertise) bidang Pemeliharaan dan Enjiniring untuk seluruh pegawai PT Indonesia Power yang berkaitan dalam mendukung O&M Excellence (Second Curve);
Optimalisasi unit eksisting yang berstatus Reserve Shutdown sebagai tempat pelatihan;
Pemanfaatan peralatan PLTG Pemaron untuk obyek pelatihan atau media praktek tanpa menghilangkan fungsi utama. (473)

 

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

1 Komentar