Disediakan Dua Tempat, Anggaran Relokasi Pedagang Pasar Singamandawa Kintamani Rp 1,7 Miliar

kadisperindag bangli, i wayan gunawan 2
Kadisperindag Bangli, I Wayan Gunawan. (ist)

BANGLI | patrolipost.com – Rencana revitalisasi Pasar Singamandwa Kintamani terus dimatangkan Dinas Peridustrian dan Perdagangan (Disperindag) Bangli. Untuk relokasi pedagang disediakan dua tempat yakni pelataran Gelanggang Olahraga (GOR) Kintamani dan belakang kantor UPTD Disdikpora. Anggaran untuk relokasi pedagang sebesar Rp 1,7 miliar dan sudah dilaunching pada Unit Layanan Pengadaan (ULP) Pemkab Bangli.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan I Wayan Gunawan mengatakan, rencana revitaliasi Pasar Singamandawa Kintamani terus dimatangkan. Setelah melakukan pendataan terkait aset  berupa lahan pasar, pihaknya juga  telah menyiapkan tempat yang akan digunakan untuk relokasi pedagang.

Bacaan Lainnya

”Di tengah pembangunan pasar, agar pedagang bisa jualan kita sediakan tempat relokasi yang representatif,” ujarnya, Kamis (30/9/2021).

Kata Kadis asal Desa Yangapi, Kecamatan Tembuku ini, dari hasil penjajakan ada dua tempat relokasi pedagang yakni di belakang UPTD Disdikpora atau di belakang Pasar Jeruk dan GOR Kintamani. Bagi pedagang yang sebelumnya menempati kios dan toko akan ditempatkan di belakang UPTD Disdikpora, sementara pedagang yang selama ini berjualan dengan lapak ditempatkan di pelataran GOR.

”Di tempat relokasi akan dibangun kios yang diperuntukan bagi pedagang  yang selama ini menempati toko dan kios,” sebut Wayan Gunawan, didampingi Kabid Perdagangan  Anak Agung Ayu Ira Dyah Sunariani.

Lanjut Wayan Guawan, untuk relokasi pedagang pada APBD dialokasikan anggaran Rp 1,7 miliar. Karena anggaran kegiatan di atas Rp 200 juta, maka kegiatan ditenderkan.

”Kegiatan sudah dilaunching dan kini sedang berproses di ULP,” sebutnya. Untuk revitalisasi Pasar Kintamani membutuhkan anggaran Rp 50 miliar lebih.

Disinggung jumlah  kios dan toko Pasar Singamandawa Kintamani, dari hasil pendataan kata Wayan Gunawan,  toko sebanyak 26 unit, namun dari jumlah tersebut 6 unit tidak aktif atau tidak pernah buka. Sedangkan untuk kios sebanyak 170 unit dan dari jumlah tersebut 58 tidak ditempati.

“Karena tidak aktif maka saat dilakukan relokasi  tidak akan dapat tempat, begitu juga setelah pembanguan kelar,” tegas Wayan Gunawan. (750)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.