Covid-19 Melandai, RS Lapangan Tembak Nol Pasien

Wakil Ketua DPRD Surabaya, Reni Astuti mengecek Rumah Sakit Lapangan Tembak, Selasa (10/8). Di sana, sudah tidak ada pasien yang dirawat. (ist)

SURABAYA | patrolipost.com – Kerja keras Pemkot membendung persebaran Covid-19 di Kota Pahlawan membuahkan hasil. Persebaran virus corona mulai melandai. Bukti itu terlihat dari tingkat keterisian dua rumah sakit darurat. Fasilitas kesehatan (faskes) tersebut lowong.

Contohnya, RS Darurat GOR Indoor GBT. Tempat itu mampu menampung 200 pasien. Selasa (10/8) banyak bed yang belum terisi. Pasien yang menjalani perawatan berjumlah 44 orang.

Penurunan juga terlihat di Rumah Sakit Lapangan Tembak (RSLT). Sebelumnya, faskes darurat itu dipenuhi warga yang menjalani perawatan. Namun, sejak dua hari lalu, tempat tersebut kosong.

Kepala Bagian Humas Febriaditya Prajatara menjelaskan, kali terakhir RSLT menampung pasien dua hari lalu. Jumlahnya 30 orang. Selepas menjalani perawatan, warga yang terpapar Covid-19 itu dinyatakan pulih. ’’Saat ini RSLT kosong,’’ ujarnya.

Menurut Febri, sapaan akrab Febriaditya Prajatara, lowongnya RSLT itu disebabkan sejumlah faktor. Pertama, tingkat keterisian RSUD Soewandi jauh berkurang.

Dengan begitu, warga yang terinfeksi Covid-19 langsung ditampung di faskes tersebut. Tidak lagi diarahkan ke RSLT. ’’Pendirian RSLT memang menjadi pendukung RSUD Soewandi,’’ ucapnya.

Faktor kedua, jumlah pasien di Hotel Asrama Haji (HAH) juga berkurang. Dari total 1.000 kamar yang disediakan, hanya 476 ruangan yang digunakan. Selebihnya kosong.

Yang tidak kalah penting ialah operasional rumah sehat. Penyediaan isolasi terpusat di kelurahan tersebut turut mempercepat penanganan Covid-19. Pemkot berupaya mencegah klaster keluarga. ’’Karena penanganan Covid-19 harus dilakukan dari hulu,’’ ucapnya.

Dari evaluasi pemkot, warga mulai menerima keberadaan rumah sehat. Pasien yang semula isoman bersedia menjalani perawatan di tempat itu.

Sebelumnya, jumlah pasien isoman mencapai 2.090 orang. Tersebar di seluruh kecamatan. Sejak rumah sehat beroperasi, camat, lurah, dan pengurus RT/RW terus mendata warga yang isoman. Kemudian, warga tersebut diajak pindah sementara ke rumah sehat.

Upaya itu membuahkan hasil. Satu per satu warga bersedia menjalani pemulihan di rumah sehat. ’’Saat ini sebanyak 1.696 orang ada di rumah sehat,’’ terangnya.

Selanjutnya, pemkot berupaya menurunkan jumlah warga yang menjalani perawatan di RS GOR Indoor GBT.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Febria Rachmanita menuturkan, meski sudah kosong, RSLT tetap siaga. Sebab, bisa saja virus corona kembali mengamuk. Jumlah pasien yang sudah melandai meningkat lagi. Saat ini pemeliharaan RSLT terus berjalan. Setiap hari ruangan dibersihkan. ’’Tenaga kesehatan (nakes) ditugaskan ke tempat lain,’’ paparnya. (305/jpc)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.