Bupati Mahayastra Bahas Penataan TPA Temesi Bersama Tim CPMU dan World Bank

bank 1111111
Bupati Gianyar, I Made Mahayastra menerima kunjungan Direktorat Sanitasi Ditjen Cipta Karya, bersama Tim Central Project Management Unit dan World Bank di ruang kerjanya, Kamis (2/3). (kominfo)

GIANYAR | patrolipost.com – Bupati Gianyar, I Made Mahayastra menerima kunjungan Direktorat Sanitasi Ditjen Cipta Karya, bersama Tim Central Project Management Unit (CPMU) dan World Bank di ruang kerjanya, Kamis (2/3).

Wakil Ketua CPMU Terra Primasari menuturkan bahwa Gianyar merupakan salah satu calon penerima program Improvement of Solid Waste Management to Support Regional Area and Metropolitan Cities (ISWMP) yakni sebuah program peningkatan pengelolaan sampah nasional dengan target utama kota metropolitan dan skala regional, yang merupakan program kerjasama antara pemerintah Indonesia dengan World Bank dimana tujuannya adalah untuk meningkatkan pengelolaan persampahan di kota/kabupaten yang dilihat dari 5 aspek. Seperti aspek pengaturan, aspek kelembagaan, aspek peran serta masyarakat, aspek keuangan dan aspek teknis.

“Jadi kami di sini untuk penilaian final, sebelum ada persetujuan dari World Bank apakah Gianyar ini masuk dalam program ISWMP,” tuturnya.

Ditanya mengenai kelayakan Gianyar untuk menerima program tersebut, Terra Primasari mengatakan bahwa Gianyar telah siap dan masuk dalam list very short list karena Gianyar telah memenuhi seluruh persyaratan yang dipersyaratkan oleh Kementerian PUPR untuk ikut program ISWMP.

Pada kesempatan tersebut, Bupati Mahayastra menuturkan program persampahan yang telah dan akan dikerjakannya. Mulai dari pengolahan sampah berbasis sumber dengan mendirikan TPS3R ataupun menyerahkan armada kebersihan ke setiap desa di Kabupaten Gianyar. Mengenai penanganan sampah perkotaan dan penanganan residu, Bupati Mahayastra mempersiapkan penataan TPA Temesi menjadi Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Temesi.

“Penataan ini menjadi momen bagi pemerintah daerah untuk menyelesaikan permasalahan sampah yang menumpuk di TPA Temesi, sekaligus merubah image TPA Temesi yang jorok, bau dan kotor menjadi TPA Wisata yang layak dikunjungi dan menjadi tempat belajar lingkungan,” tutur Bupati Mahayastra.

Lebih lanjut Bupati Mahayastra menjelaskan, dirinya sangat serius menangani permasalahan sampah ini, dengan dukungan Gubernur Bali dan bantuan APBN, telah dibangun 41 Tempat Pengolahan Sampah Sementara Reduce, Reuse, dan Recycle (TPS3R) yang tersebar di 40 desa, kemudian memberikan bantuan Truk Sampah yang sampai saat ini sudah lebih dari 30 truk. Keberadaan TPST Temesi nantinya diharapkan tidak hanya mengurangi kuantitas sampah dari sumbernya, tetapi juga memberikan pembelajaran kepada masyarakat dalam pengelolaan sampah serta penyerapan tenaga kerja.

Penataan TPST Temesi akan diisi dengan bangunan untuk sekolah lingkungan, serta jika memungkinkan akan disiapkan restoran dan spot foto untuk melakukan foto prewed atau foto lainnya.

Untuk mewujudkannya, Bupati Mahayastra telah menyiapkan lahan seluas 7 hektar dan telah melaksanakan sosialisasi ke masyarakat setempat. “Kami sudah melakukan sosialisasi ke masyarakat. Serta lahan juga sudah siap seluas 7 hektar dimana 4 hektar milik Pemkab Gianyar dan 3 hektar kontrak jangka panjang selama 30 tahun,” pungkasnya.

Dilain sisi Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Gianyar Ni Made Mirnawati, menjelaskan, sampai dengan 31 Desember 2022 produksi sampah rumah tangga dan sejenis sampah rumah tangga di Kabupaten Gianyar sebanyak 539,9 ton/hari terdiri atas sampah perkotaan sebanyak 239,58 ton/hari, sampah perdesaan sebanyak 299,32 ton/hari, dan sebanyak 0,50 ton/hari limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3).

Lebih lanjut Mirnawati menjelaskan, untuk mengurangi timbulan sampah, dirinya mendorong rumah tangga melakukan pengolahan sampah sejak dari sumber, dan mengoptimalkan pengoperasian TPS3R serta bantuan truk sampah yang sudah diberikan oleh Bupati Gianyar.

“Dengan upaya tersebut, sampah yang berhasil diolah di sumber sebanyak 73,9 ton/hari, sedangkan sampah perkotaan dan desa yang belum memiliki TPS3R masih membawa sampah atau residu sampah ke TPA Temesi rata-rata sebanyak 466 ton/hari”, jelas Mirnawati.

Menyinggung rencana pengelolaan TPST kedepan, Mirnawati menjelaskan, rencana pengelolaan TPST Temesi dibagi menjadi empat unit pengelolaan, yaitu Unit Komposting bekerjasama dengan YPST Temesi dengan kapasitas pengolahan sampah organik 40 ton/hari, Unit Magot bekerjasama dengan PT. Arta Asia Putra dengan kapasitas pengolahan sampah organik 250 ton/hari, Unit Insenerator bekerjasama dengan PT. Sucofindo (Persero) dengan kapasitas pembakaran residu sampah minimal 100 ton/hari dan unit Pengolahan Limbah B3 dengan kapasitas pembakaran 1 ton/hari. Dengan berproduksinya keempat unit pengolahan ini, diharapkan permasalahan sampah di TPA Temesi menjadi selesai. (kominfo)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.