Banjir Hantam Gorontalo, Jalan Trans Sulawesi Tergenang

bajir 6666
Beberapa kendaraan melaju melewati banjir di Jalan Trans Sulawesi, Limboto, Kabupaten Gorontalo. (ist)

GORONTALO | patrolipost.com – Wilayah Kecamatan Telaga Biru dan Kecamatan Limboto, Kabupaten Gorontalo, Provinsi Gorontalo, kembali diterjang banjir bandang saat diguyur hujan deras. Puluhan rumah dan jalan trans Sulawesi tergenang dengan ketinggian air mencapai 30 sentimeter.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Gorontalo, Sumanti Maku mengatakan banjir kali ini lebih besar dibandingkan pekan lalu. “Kami telah menurunkan tim reaksi cepat (TRC) untuk memeriksa lokasi mana saja yang terdampak banjir ini,” ujar Sumanti dikutip Antara, Jumat (1/10).

Banjir tersebut sempat membuat lalu lintas di Kecamatan Limboto lumpuh karena derasnya air yang meluap hingga ke jalan raya. Warga yang rumahnya terendam air pun terlihat menyelamatkan barang-barang milik mereka ke wilayah yang lebih tinggi.

Banjir Aceh 1.853 Warga Mengungsi
Sementara itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Aceh Utara juga menyatakan sebanyak 1.853 jiwa mengungsi di dua titik pengungsian karena banjir melanda daerah mereka.

“Banjir mulai surut. Namun, 1.853 jiwa warga terdampak banjir masih mengungsi karena air menggenangi rumah mereka dengan ketinggian hingga 60 sentimeter,” kata Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Aceh Utara Murzani di Lhokseumawe, Jumat (1/10).

Sejumlah desa di beberapa kecamatan di Kabupaten Aceh Utara dilanda banjir menyusul jebolnya tanggul Krueng (sungai) Pase akibat hujan deras yang mengguyur di wilayah itu.

Murzani mengatakan warga terdampak banjir yang bertahan di pengungsian tersebut berasal beberapa desa di Kecamatan Samudera dan Kecamatan Geureudong Pase.

Warga yang mengungsi di Kecamatan Samudera di antaranya Desa Mancang dengan pengungsi sebanyak 380 kepala keluarga atau 1.200 jiwa. Dan Desa Tanjong Awe sebanyak 160 kepala keluarga atau 640 jiwa.

Di Kecamatan Geureudong Pase, yakni Desa Dayah Seupeung terdiri tiga kepala keluarga atau 13 jiwa. Mereka mengungsi ke rumah kerabat, kata Murzani.

Murzani mengatakan jebolnya tanggul Krueng Pase berdampak banjir terhadap lima kecamatan yakni Kecamatan Samudera, Geureudong Pase, Matang Kuli, Pirak Timu, dan Kita Makmur.

Banjir terparah terjadi di Kecamatan Samudera dan Kecamatan Geureudong Pase. Sementara di tiga kecamatan lainnya, ketinggian air tidak terlalu tinggi dan tidak terjadi pengungsian.

“Selain merendam ratusan rumah, banjir juga merendam sejumlah sekolah hingga aktivitas sekolah lumpuh total. Banjir juga sempat menggenangi badan jalan nasional, namun genangan sudah surut,” kata Murzani. (305/snc)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.