Forum Bali Bangkit Usulkan 4 Skema Menyambut Kunjungan Wisman

Forum Bali Bangkit mengadakan rapat menyambut kunjungan Wisman, di Denpasar, Selasa (31/8/2021). (ist)

DENPASAR | patrolipost.com – Bali telah melakukan berbagai persiapan jika sewaktu-waktu pariwisata dibuka. Optimisme itu terlihat dari digelarnya Forum Bali Bangkit. Ada 35 stakeholder pariwisata yang terlibat. Mereka mengusulkan adanya klasifikasi yang jelas terkait skema persiapan kedatangan wisatawan internasional.

“Jadi kami usulkan empat klasifikasi. Pertama, hotel karantina, hotel pasca karantina, hotel isolasi terpusat (isoter), dan juga dedicated hospital,” kata Ketua DPD IHGMA Bali, Dr Yoga Iswara seusai rapat di Kantor Dinas Pariwisata Provinsi Bali, Selasa (31/8/2021).

Bacaan Lainnya

Wisatawan mancanegara yang dating, terlebih dahulu akan melakukan karantina di hotel yang ditunjuk. Setelah itu, jika tidak terpapar Covid-19 maka bisa melanjutkan liburan di hotel-hotel bersertifikat CHSE.

Namun, jika terjadi hal yang tidak diinginkan maka diarahkan ke hotel Isoter. Skema terburuknya yakni, jika wisatawan dinyatakan positif covid-19, maka penanganannya langsung dilakukan oleh rumah sakit rujukan.

“Jadi ini disiapkan terlebih dahulu agar jangan sampai begitu dibuka, kita kelimpungan. Nah dari sekaranglah yang dipikirkan,” harap Yoga.

Dikatakan lagi, ketika vaksin sudah mencapai 70 persen di akhir September dan kasus sudah menurun, Bali diharapkan bisa dibuka secara bertahap. Kemudian bulan berikutnya Trail Travel Corridor.  Kemudian di bulan November dibuka untuk negara-negara yang sudah siap datang ke Bali.

Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali, Putu Astawa menambahkan, menyikapi kedatangan wisatawan mancanegara, maka pariwisata di Bali menyiapkan berbagai upaya. Salah satunya safe hotel atau hotel karantina.

Dijelaskan Astawa, safe hotel bukan ditujukan untuk wisatawan yang sakit. Hanya saja, setelah 5 hari karantina dinyatakan positif maka akan dipindah ke isolasi terpusat.

“Untuk OTG bergejala ringan dibawa ke Isoter. Jadi ini harus kerjasama hotel dengan rumah sakit sehingga cepat ditangani,” kata Putu Astawa.

Penanganan itu untuk menjaga citra pariwisata Bali sehingga pihaknya melibatkan Bali Medical Association untuk memberikan saran dan masukan.

“Tentunya ada nanti syarat jika masuk klasifikasi hotel karantina, maupun hotel Isoter,” jelasnya.

Dalam persiapan ini, pihaknya mengajak seluruh komponen masyarakat Bali disiplin menerapkan Protokol Kesehatan (Prokes) seperti memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan, serta aturan lainnya.

Sementara, Praktisi Pariwisata Ketut Jaman memaparkan pandangannya. Hotel karantina untuk mencegah penyebaran Covid-19 bukan sebagai kendala bagi para pelaku pariwisata.

“Tapi, waktu lima hari dalam masa karantina bagi wisatawan itu lama, walaupun dari kalangan medis waktu tersebut adalah masa inkubasi. Tapi bagi wisatawan yang sehat dengan bukti tes PCR negatif harus dikurung di dalam kamar lima hari kan kelamaan,” kata Jaman.

Dia menuturkan, wisatawan yang akan datang ke Bali bersedia dikarantina. Namun tidak hanya di kamar saja, tapi boleh beraktifitas di lingkungan hotel saja.

“Itu permintaan mereka. Itu aspirasi dari calon wisatawan,” ujarnya. (pp03)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.