BUGG Olah Air Danau Batur Jadi Air Minum Kemasan

Proses pengolahan air Danau Batur agar bisa dikonsumsi, bertempat di Desa Buahan, Kecamatan Kintamani, Bangli. 

BANGLI | patrolipost.comBadan Pengelola Pariwisata Batur UNESCO Global Geopark (BUGG) melakukan pilot projek yakni mengolah  air Danau Batur untuk menjadi air kemasan. Pengelohan air ini menggunakan sistem Reverse Osmosis.

Direktur Badan Pengelola Pariwisata BUGG, Gede Wiwin Suyasa mengatakan, ada beberapa pertimbangan pengembangan produk air dengan memanfaatkan air Danau Batur, yakni untuk memenuhi kebutuhan air bersih bagi masyarakat di sekitar Danau Batur.

Bacaan Lainnya

“Kualitas  air Danau Batur di bawah baku mutu air bersih, makanya kami olah air danau tersebut menjadi air layak konsumsi,” ujarnya, Senin (21/4/2021).

Untuk bisa mengubah kualitas air danau digunakan sistem Reverse osmosis atau RO yakni metode penyaringan yang dapat menyaring berbagai molekul besar dan ion-ion dari suatu larutan. Kemudian untuk dapat mengoperasikan sistem RO ini memanfaatkan sinar matahari melalui panel surya.

“Teknologi ini disebut Photovolltaic Reverse Osmosis. Teknologi penyaringan air dengan membran mikro, memanfaatkan energy matahari sebagai penggerak pompa,  filter dan jaringannya,” ujarnya.

Disinggung untuk proses awal dari pilot projek ini, kata Wiwin Suyasa diawali dengan mengidentifikasi irradiasi (paparan matahari)  dan kondisi air danau melalui uji laboratorium. Uji laboratorium dilakukan di laboratorium Provinsi Bali.

“Untuk kegiatan ini kami bekerjasama dengan SUN Energy Jakarta. Kemudian lokasi produksi di wilayah Desa Buahan. Air yang sudah melalui proses RO layak konsumsi dan sudah melalui uji coba,” jelasnya. 

Tahap awal produksi air tersebut belum terlalu banyak. Namun ke depannya ditarget air diproduksi dalam jumlah banyak dan dapat dikomersilkan. 

Gede Wiwin mengakui jika pihaknya tidak memiliki anggaran, investasi alat ini akan dikompensasikan dengan hasil subsidi silang produksi air minum. Dimana sebagian untuk masyarakat tidak mampu dan upacara,  sebagian lagi untuk dijual dalam bentuk air minum dalam kemasan (AMDK).

“Jika diakumulasi anggaran untuk penyediaan alat hingga proses produksi mencapai Rp 900 juta,” ujarnya. 

Di sisi lain, Engineer Pilot Projek Photovoltaic Reverse Osmosis, Laras menjelaskan untuk pengelolaan air Danau Batur hingga siap dikonsumsi melalui proses penyaringan. Proses awal, air Danau Batur dimasukan ke dalam tandon. Kemudian air masuk dalam pipa untuk melalui proses penyaringan menggunakan pompa embran RO.

“Dalam prosesnya, alat mampu menyaring ion logam yang terkandung dalam air danau,” terangnya. 

Air yang sudah melalui proses penyaringan kembali dipilah secara otomatis. Air yang tidak layak konsumsi akan masuk ke dalam pipa pembuangan. Sedangkan air yang layak konsumsi akan masuk ke dalam penampungan berbahan stainless.

“Air yang tidak layak akan masuk pipa yang tersambung hingga ke tanah. Air tersebut dilangsung digunakan untuk menyiram tanaman,” ujarnya. (750)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.