Pelaksanaan Posyandu dan Kelompok BKB di Masa Pandemi

Oleh : I Kadek Dwi Prisaadi SSos *)

PADA tulisan saya sebelumnya saya telah menulis tentang Pelaksanaan Posyandu dan Kelompok BKB Tingkat Banjar Dapat Menghapus Stunting. Stunting merupakan kondisi gagal pertumbuhan pada anak akibat kekurangan gizi dalam waktu yang lama. Sebagaimana kita tahu bahwa isu stunting merupakan isu utama dan prioritas  pada bidang kesehatan di Indonesia.

Di Bali Pravelansi stunting menurun menjadi 19,8 persen pada tahun 2018 dari 30 persen pada tahun 2013. Pravelansi tertinggi stunting berada di Kabupaten Buleleng dan Bangli yaitu 20 sampai 23 persen, sedangkan kabupaten kota lainnya berada di angka di bawah 20 persen.

Kondisi Pandemi di dunia dan Indonesia pada khususnya mengakibatkan banyak program pemerintah yang tidak berjalan, salah satunya adalah pelaksanaan Posyandu dan kelompok BKB di Kota Denpasar. Beberapa desa belum menjalankan program Posyandu dan kelompok BKB karena masih takut tertular virus Covid-19. Lalu pertanyaannya adalah bagaimana cara memantau tumbuh kembang bayi dan balita? Terutama bagi orangtua yang mempunyai bayi dan balita dan mengandalkan Posyandu dan kelompok BKB sebagai sarana pemantauan tumbuh kembang bagi bayi dan balitanya.

Beberapa desa di Kota Denpasar menyiasati pelaksanaan Posyandu dan BKB dengan cara kunjungan rumah kepada keluarga bayi dan balita yang dipandang kondisi tumbuh kembangnya perlu pemantauan (pada/di bawah garis kuning pada lembar Kartu Menuju Sehat) dengan memberikan makanan tambahan kepada bayi dan balita. Hal ini jelas dilakukan untuk menindaklanjuti imbauan larangan berkumpul pada saat pandemi untuk mengurangi penyebaran Covid-19.

Di masa “new normal” sekarang imbauan untuk berkumpul sudah dicabut, berkumpul diperbolehkan tetapi harus memenuhi Protokol Kesehatan. Menindaklanjuti hal ini beberapa Posyandu di Denpasar sudah mulai melaksanakan Posyandu normal,  tetapi sayangnya beberapa Protokol Kesehatan diabaikan seperti mencuci tangan, menjaga jarak, dan lain-lain.

Dari permasalahan tersebut maka saya mencoba menulis panduan pelaksanaan Posyandu dan kelompok BKB sesuai dengan Protokol Kesehatan dari pemerintah.

Panduan untuk pelaksanaan Posyandu :

Hal pertama yang patut diperhatikan dalam pelaksanaan Posyandu yaitu pastikan masing-masing meja diatur jaraknya. Selanjutnya pastikan tempat pelaksanaan Posyandu menyediakan tempat cuci tangan dengan sabun, terakhir pastikan semua petugas menggunakan masker.

Meja 1 : Bertugas untuk melakukan pencatatan data bayi, balita, dan ibu hamil yang datang ke Posyandu, sebelumnya bagi orangtua dan balita yang datang dipersilakan untuk mencuci tangan dulu sebelum masuk ke meja I. Setelah itu pastikan orangtua dan anak menggunakan masker dengan benar. Selanjutnya atur jarak dalam penyerahan data diri balita maupun ibu hamil dan bila perlu lengkapi dengan alat thermogun untuk mengukur suhu tubuh orangtua dan balita yang datang.

Meja 2 : Bertugas untuk melakukan penimbangan, yang patut ditekankan adalah meletakkan bayi, balita pada alat timbang dilakukan oleh orangtua bukan oleh kader untuk meminimalisir sentuhan kepada banyak orang. Petugas di meja 2 hanya mengukur alat timbang dan memastikan berat badan, tinggi badan, dan lingkar kepala anak akurat.

Meja 3 : Bertugas untuk melakukan pencatatan KMS dan administrasi lainnya harus dibekali dengan hand sanitizer untuk memastikan higenitas dari KMS tersebut.

Meja 4 : Bertugas memberikan penyuluhan tumbuh /gizi balita, yang patut diperhatikan pada meja 4 adalah penggunaan masker atau face shield pada petugas dan mengatur jarak pada saat melakukan penyuluhan. Karena petugas pasti akan banyak memberikan pengetahuan tentang gizi akan sangat bagus kalau dilengkapi dengan face shield.

Meja 5 : Bertugas memberikan makanan tambahan kepada balita, hal yang diperhatikan adalah pastikan makanan tambahan tidak diberikan oleh petugas kepada balita atau orangtua balita secara langsung, tetapi biarkan orangtua yang mengambil sendiri makanan tambahannya, hal ini dilakukan untuk meminimalisir kontak langsung dengan banyak orang.

Setelah semua prosedur terlaksana bagi orangtua dan balita dipersilakan untuk meninggalkan tempat kegiatan.

Panduan untuk Pelaksanaan Kegiatan Kelompok BKB

Yang pertama harus diperhatikan adalah pastikan masing-masing kader per kelompok umur  menjaga jarak duduknya, yang kedua pastikan semua kader menggunakan masker atau fice shield pada saat tanya jawab penggisian KKA. Selain itu menjaga jarak antar kader dan orangtua pada saat interview juga penting. Dan terakhir setelah orangtua diberikan tugas kembang anak setelah pulang maka orangtua dan anak dipersilakan untuk pulang.

Hal penting yang tak kalah pentingnya adalah hindari terjadinya kerumunan, pengaturan kedatangan peserta dan kecakapan petugas dalam melaksanakan tugasnya merupakan faktor penting untuk menghindari kerumunan.

Demikian sekilas panduan yang bisa saya tulis, semoga bisa berguna untuk pelaksanaan posyandu di masa “new normal” dan semoga penyebaran virus covid 19 tidak semakin meluas. Terimakasih.

Penulis adalah staf BKKBN Provinsi Bali

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.