Dinas PKP Bangli Ambil Sampel Babi Mati di Dausa

Petugas dari Dinas PKP Bangli saat mengambil sampel babi mati di Desa Dausa, Kecamatan Kintamani, Bangli, Jumat (21/2/2020).

BANGLI | patrolipost.com – Kematian babi terjadi di Desa Dausa, Kecamatan Kintamani, Bangli langsung disikapi  petugas dari Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan (PKP) Bangli. Untuk memastikan penyebab kematian sejumlah babi, petugas mengambil sampel babi yang mati pada Jumat (21/2).

Selain itu petugas juga melakukan penelusuran adanya peredaran babi dari luar kabupaten masuk ke Desa Dausa. Peternak pun was-was menyebarnya African Swine Fever (ASF) atau flu babi.

Bacaan Lainnya

Kepala Dinas PKP Bangli, I Wayan Sarma didampingi Kabid Kesehatan Hewan Dinas PKP Bangli, Sri Rahayu mengatakan, beberapa kasus kematian babi ditemukan di Desa Dausa. Diakui laporan pertama pada 15 Februari lalu.

“Pasca adanya laporan tersebut, petugas kami langsung melakukan pengecekan. Hanya saja saat itu belum dilakukan pengambilan sampel karena babi yang mati sudah dikubur,” jelasnya.

Saat melakukan pengecekan, petugas juga memberikan imbauan kepada peternak, agar sementara tidak mendatangkan bibit dari luar daerah. Selain itu membatasi orang masuk ke areal kandang.

“Kami sudah imbau agar peternak tidak mendatangkan babi/bibit dari luar daerah,” sebutnya.

Lebih lanjut, Dinas PKP kembali menerima laporan dari peternak bahwa ditemukan kasus babi mati di Desa Dausa. Babi yang mati berupa indukan dan anak babi.

“Petugas sudah turun hari ini (Jumat) untuk pengambilan sampel. Petugas mengambil organ dalam babi yang mati untuk diuji lab di Denpasar,” terangnya sembari mengatakan penyebab kematian babi belum bisa dipastikan jika dicuriga terkontaminasi ASF sampel akan dikirim ke Laboratorium di Medan.

Sementara itu, kata Wayan Sarma, petugas juga melakukan penelusuran adanya babi dari luar daerah yang masuk ke Desa Dausa. Dari informasi yang didapat bahwa beberapa waktu lalu sempat ada peredaran babi dari luar daerah.

“Penjual babi tersebut tidak menyebutkan asalnya dari mana. Namun karena harga babi yang ditawarkan cukup murah sehingga menarik masyarakat lokal untuk membelinya,” beber Wayan Sarma.

Dikatakan pula, di Desa Dausa cukup tinggi mobilitas tukang jagal, maupun saudagar babi. Wayan Sarma kembali mengimbau peternak untuk menjaga kebersihan, satinasi kadang, pembatasan orang keluar masuk kandang. Selain di Desa Dausa, pengecekan juga dilakukan di peternak babi yang ada di wilayah Kecamatan Susut, Bangli.

Wayan Sarma mengimbau pengguna media sosial tidak menyebarkan informasi yang belum jelas kebenarannya. “Kami juga mengimbau masyarakat agar tidak menyebarkan informasi yang belum jelas kebenaranya, karena dapat meresahkan masyarakat,” harapnya. (750)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.