YM Nima Rinpoche Pimpin Umat Budha Laksanakan Puja 6 Jambala

YM Nima Rinpoche ketika memimpin ritual Dhamma Talk bertajuk Hai Long Pao Ping, 22 September 2019 di Teluk Benoa.

DENPASAR | patrolipost.com – Setelah sukses menggelar ritual Dhamma Talk bertajuk Hai Long Pao Ping, 22 September 2019 di Teluk Benoa, agamawan Budhis asal Tibet YM Nima Rinpoche hadir kembali di Bali. Kali ini YM Nima memimpin umat Budha melaksanakan Puja 6 Jambala (6 Lu Chai  Shen Fak Hui) di Raflesia Ballroom Swiss Bell Resort Pecatu, Minggu 22 Maret 2020.

Kebaktian ini merupakan bentuk permohonan berkah kepada Sang Budha berupa keselamatan, kesehatan, rezeki dan kemakmuran di tengah situasi ekonomi yang masih sulit. Kemerosotan ekonomi serta wabah Covid-9 menjadi beban berat masyarakat dunia saat ini sehingga berpengaruh terhadap berbagai aspek kehidupan.

Oleh sebab itu, umat dianjurkan melakukan pemujaan kepada 6 Jambala (Dewa) dengan harapan segala penderitaan serta kemerosotan ekonomi saat ini dapat diatasi dengan bantuan dan pertolongan sang Buddha.

Jika seorang makhluk Buddha dengan penuh keyakinan dan kesungguhan hati memberikan persembahan baik dalam doa maupun bahan persembahan, maka dia akan mendapatkan perlindungan berkah dari Jumbala, serta membawa kebahagiaan, keberuntungan, kesuksesan dan pahala yang berlimpah. Sebab, 6 Jambala merupakan Dewa yang memberikan berkah kemakmuran material maupun spiritual kepada seluruh makhluk hidup.

YM Nima Rinpoche VI merupakan seorang Rinpoche yang telah bereinkarnasi keenam kalinya dan menjadi kepala Vihara di Gathem Ciu Pe Lang, Tibet. Sebelum berkunjung ke Indonesia, sang Rinpoche telah melakukan perjalanan ke Hongkong, Singapura serta Malaysia untuk berbagi Dharma berdasarkan tradisi Gelugpa.

Dalam rangkaian kegiatan Puja 6 Jumbala, Rima Rinpoche akan memberikan wejangan Dharma tentang “Kehidupan Makmur dan Bahagia”. Kebaktian Puja Tantrayana, diikuti dengan pembacaan paritta perlindungan sang Tri Ratna dan Paritta Pelafalan mantra 6 Jambala kuning, putih, merah, hijau dan Jumbala hitam yang masing-masing memiliki makna dan manfaatnya.

Ritual pemujaan kemudian ditutup dengan pelepasan bendera doa untuk keselamatan, kesehatan dan keberuntungan (Long Ta) yang merupakan tradisi umat Buddha di Tibet. (807)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.