Wisnuardhana Tepis Anggapan ASF Berbahaya Bagi Manusia, Tegaskan Konsumsi Daging Babi Aman

Kadis Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali, IB Wisnuardhana saat memberikan keterangan pada salah satu tv asing, Selasa (4/2/2020).

 

Bacaan Lainnya

 

DENPASAR | patrolipost.com – Tingginya arus barang ke Bali bisa saja dicurigai sebagai salah satu penyebab menjangkitnya wabah African Swine Fever (ASF) atau flu babi . Kecurigaan lainnya sebagai faktor penyebab yakni pemberian makanan sisa hotel, restauran atau katering kepada ternak babi tanpa dimasak dengan baik sebelumnya.

Data terakhir yang dimiliki Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali saat ini jumlah Babi yang ada di Provinsi Bali sekitar 690 ribu, sedangkan yang diduga mati karena African Swine Fever (ASF) atau demam babi sekitar 690 ekor. Data tersebut didapat dari akhir Desember 2019 hingga Januari 2020. Hal ini diungkapkan Kepala Dinas Pertanian Ketahanan Pangan Provinsi Bali, IB Wisnuardhana, Selasa (4/2/2020).

Terkait dengan hal itu pada kesempatan ini ia juga mengingatkan masyarakat untuk memasak daging babi dengan seksama untuk mencegah penyakit menular dari daging setengah matang.

“Kami sarankan masyarakat yang mengkonsumsi daging babi dengan membelinya dari sumber yang dapat dipercaya dan dimasak dengan matang sehingga daging babi aman untuk dimakan,” katanya.

Disamping itu ia juga memastikan kembali jika flu babi yang dianggap wabah ini, tidak akan memular kepada manusia, tapi hanya akan menular diantara babi itu sendiri.

“Untuk itu kami telah meminta kepada peternak babi untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan sesuai dengan apa yang kami sarankan. Seperti menyemprotkan disinfektan, makanan sisa yang berasal dari hotel mesti dipilah dulu kemudian dimasak lantaran virus itu akan mati pada suhu tinggi.

“Bahkan sekarang kita ada tim yang turun langsung ke daerah-daerah untuk memantau sekaligus memberikan sosialisasi kepada peternak babi, khususnya,” imbuhnya.

Dari sisi lain ia juga mengingatkan para peternak babi jangan mau dimanfaatkan oleh oknum yang mengambil kesempatan dengan membeli babi yang diduga terjangkit ASF dengan harga mura, tapi kenyataannya babi itu dipotong sendiri dipotong lantas dijual sendiri.

“Faktanya, harga daging babi di pasaran masih normal, sekitar 50 ribu sampai 60 ribu per kilonya, ini siapa yang bermain,” ucap Wisnuardhana tanpa bermaksud menuding siapapun, tapi dia hanya mengingatkan jangan sampai ada celah untuk itu.

Untuk memastikan jika makan babi itu aman Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan, Jumat (7/2/2020) berencana mengadakan acara makan babi aman bertempat di Kantor Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan dengan mengundang langsung Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kemeterian Pertanian RI. (473)

 

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.