Wabup Agung Mayun Hadiri Puncak Karya di Pura Sibi Agung

bal 2222222
Puncak karya Ngenteg Linggih, Mapadudusan Agung di Pura Sibi Agung, Puseh, Desa dan Bale Agung Desa Adat Kesian, bertepatan dengan Buda Cemeng Langkir, Rabu (16/8). (ist)

GIANYAR | patrolipost.com – Wakil Bupati Gianyar, Anak Agung Gde Mayun bersama Ida Bhagawan Blebar Puri Gianyar menghadiri puncak karya Ngenteg Linggih, Mapadudusan Agung di Pura Sibi Agung, Puseh, Desa dan Bale Agung Desa Adat Kesian, bertepatan dengan Buda Cemeng Langkir, Rabu (16/8).

Pura Sibi Agung merupakan salah satu pura dengan status sebagai Cagar Budaya di Kabupaten Gianyar. Secara umum kewilayahan Situs Pura Sibi Agung ini meliputi Pura Ulunsuwi, Pura Sibi Agung, Pura Puseh, Pura Desa dan Pura Bale Agung.

Bendesa Adat Kesian I Dewa Made Saryana menjelaskan bahwa Pura Sibi Agung diempon oleh Masyarakat Desa Adat Kesian dengan jumlah krama pengempon sebanyak 450 orang. Dalam perencanaannya, Dewa Saryana menjelaskan membutuhkan anggaran sebesar Rp 3,2 miliar untuk melaksanakan upacara tersebut.

“RAB pelaksanaan karya ini sebesar Rp 3,2 miliar. Itu dipersiapkan dari jatu setiap KK sebesar Rp 5 juta, serta adanya bantuan dari donator dan pemerintah daerah untuk melengkapi yadnya,” ujarnya.

Pada puncak karya kali ini, dipuput oleh 13 sulinggih, dimana dalam Mukyaning Karya Ngenteg Linggih, Mapadudusan Agung serta Ngaturan Piodalan dipuput oleh 5 Sulinggih, diantaranya Ida Pedanda Yajamana, Ida Pedanda Nabe Gria Sanding Pejeng, Ida Pedanda Budha Geria Wana Sari Talibeneng Sidemen, Ida Sira Mpu Nabe Dharma Sidhi Laplapan dan Ida Pandita Mpu Nabe Jaya Putra Pamuteran Renon.

Upacara dilanjutkan dengan Mapeselang, yang dipuput oleh Ida Pedanda Prapita Maha Geriya Siangan dan Ida Pedanda Istri Budha Geriya Jenggala Wisaya Tebesaya.
Disamping itu juga dilaksanakan upacara Majejiwan dan Ngindang-ngindang yang dipuput oleh Ida Pedanda Lanang Geriya Belega Dauhan, Ida Pedanda Geriya Sidan, serta Ida Pedanda Wiku Tapini dan Ida Pedanda Istri Budha Geriya Gede Batuan.

“Dalam rangkaian upacara Mapeselang juga dilaksanakan memasar yang dipuput juga oleh sulinggih yakni Ida Pedanda Geriya Eha Tampaksiring,” lanjut Dewa Saryana.

Pada sore hari sekitar pukul 16.30 Wita juga dilaksanakan Pacaruan Manca Sanak Agung Ngusaba Desa lan Ngusaba Nini yang dipuput oleh Ida Pedanda Batubulan Wit Saking Griya Padang Tegal. Sedangkan puncak upacara Ngusaba Desa dan Ngusaba Nini dipuput oleh Ida Pedanda Yajamana dan Ida Pedanda Budha Geria Gunung sari Peliatan.

Dipaparkan Dewa Saryana Karya Agung sebenarnya sudah dipersiapkan Desa Adat Kesian dari Tahun 2021. Karena terkendala terjadinya pandemi covid sehingga baru bisa dilaksanakan pada Tahun 2023.

“Upacara ini bertujuan agar masyarakat Desa Adat Kesian khususnya mendapat kesehatan, keselamatan, panjang umur, serta mendapat kemudahan dalam rejeki,” paparnya lebih lanjut.
Ditanya kapan terakhir melakukan upacara serupa, Dewa Saryana mengungkapkan bahwa upacara serupa pernah dilaksanakan tahun 1951.

“Terakhir dilaksanakan Tahun 1951. Karena sudah lama, dan di pura dalem juga dilakukan ngusaba dalem tahun 2017, maka sesuai petunjuk kita laksanakan upacara ini dengan tujuan memohon keselamatan,” pungkasnya. (kominfo/abg)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.