Vaksinasi Anak 6-11 Tahun, Polsek Mengwi Pastikan Prokes dan Edukasi Lewat Cerita Lucu

vaksinasi mengwi
Kapolsek Mengwi AKP Nyoman Darsana meninjau dan melakukan pengecekan kegiatan vaksinasi di SDN 2 Baha. (ist)

MANGUPURA | patrolipost.com – Kegiatan vaksinasi tahap pertama untuk anak-anak usia 6-11 tahun di Kecamatan Mengwi terus berlanjutan. Selain memastikan pelaksanaan kegiatan vaksinasi disiplin Protokol Kesehatan (Prokes), personel  Polsek Mengwi juga melakukan edukasi dengan menjalin hubungan emosional anak lewat candaan dan cerita lucu, Selasa (28/12/2021).

Dalam hal ini, Kapolsek Mengwi AKP Nyoman Darsana meninjau dan melakukan pengecekan kegiatan Vaksinasi Presisi yang diselenggarakan tim kesehatan Polres Badung di SDN 2 Baha. Secara umum pelaksanaan vaksinasi sudah sesuai dengan Prokes, baik dari tim vaksinator, pihak sekolah, keluarga maupun peserta anak-anak yang akan divaksin.

Bacaan Lainnya

“Protokol Kesehatan sangat penting dan harus diterapkan apapun jenis kegiatannya, apalagi kegiatan yang berpotensi menimbulkan kerumunan jadi pengecekan dilakukan untuk memastikan  kegiatan vaksinasi terlaksana dan berjalan dengan lancar,” ujar AKP Darsana.

AKP Darsana menjelaskan tidak hanya disiplin penerapan Prokes, namun juga dibutuhkan daya tahan tubuh yang kuat untuk menangkal serangan virus.

“Ini juga penting dilakukan untuk mencegah terjadinya penularan Covid-19, dengan memperkuat daya tahan tubuh,” terang Darsana.

Sementara Aiptu I Made Sutika merupakan salah satu personel Polsek Mengwi yang bertugas sebagai Bhabinkamtibmas di Desa Werdi Bhuwana ini menerangkan, suntikan vaksinasi menjadi hal yang mengerikan jika didengar oleh anak-anak. Seperti halnya yang dialami peserta vaksinasi di SDN 1 Werdi Bhuawana.

“Yang ditakuti anak anak itu jarum suntiknya, bukan vaksinnya,” ungkapnya.

Sehingga untuk menciptakan rasa nyaman dan percaya diri dalam diri anak, pihaknya melakukan berbagai cara diantaranya berinisiatif mengedukasi anak-anak dengan candaan dan cerita lucu.

“Kami tahu anak anak itu suka cerita lucu dan situasi yang tidak menegangkan, makanya kami mencoba mencairkan situasi dengan merefresh otaknya sehingga tidak tegang dan terlalu khawatir saat dilakukan vaksin,” papar Aiptu Made Sutika.

Menariknya, edukasi tersebut justru menghadirkan suasana vaksinasi yang berbeda. Dimana edukasi yang menjalin hubungan emosional anak melalui candaan dan cerita lucu tersebut, mampu mendorong anak untuk melawan rasa takut dan menghadirkan semangat serta antusias anak untuk mengikuti vaksinasi.

“Dengan terjalin hubungan emosional ini yang membuat diri anak percaya diri dan dapat membantu melawan rasa takut,” tandasnya. (030)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.