Tokoh Puri Agung Bangli Usulkan 3 Nama Ibukota Kabupaten Bangli

Bupati Sang Nyoman Sedana Arta saat memberikan sambutan usai persembahyangan di Pura  Kehen, Bangli. (ist)

BANGLI | patrolipost.com – Selama ini Kabupaten Bangli belum memiliki nama ibukota sehingga masih menggunakan nama Bangli. Menyikapi realita tersebut  muncul usulan nama untuk ibukota Bangli. Ada tiga usulan nama yang diajukan oleh tokoh Puri Agung Bangli. Usulan nama disampaikan usai persembahnyangan di Pura Kehen Bangli, Senin (26/4/2021) malam.

Tokoh  puri Agung Bangli, Dr dr AA Gede Putra Wiraguna menyampaikan, dalam pembahasan yang dilakukan oleh tokoh puri, ada 3 usulan nama untuk ibukota bangli. Tiga usulan nama berasal dari tiga peradaban. Untuk usulan pertama Arumpura. Ini mengacu pada lontar yang ada di Puri Agung Bangli dan Raja Purana Batur. Arum merupakan singkatan dari Rum yang artinya wangi atau harum.

Bacaan Lainnya

“Istana kerajaan  Bangli 1600-an M adalah Puri Rum dan saat ini masih bertahan,” ujarnya.

Selain itu, istana berada di pusat kota (catus pata) yang merupakan titik 0 Kabupaten Bangli.

Nama berikutnya, Prameswara Pura mengacu dari beberapa sumber yakni Purana Pura Dalem Balingkang, Purana Kehen A, B, C. Purana Bali Dwipa, Pustaka Bali (Tonggak-Tonggak Sejarah Bali) dan Pura Kehen Pemersatu Krama Bangli.

“Prameswara sejatinya sebagai bentuk penghormatan. Dimana Ida Bhatara Prameswara berjasa menyatukan Rakyat Bangli yang kala itu sempat dikosongkan karena wabah. Pura-pura menjadi telantar, kemudian warga Bangli berhasil dipanggil dan mendiami Bangli kembali,” sebutnya.

Kemudian Ida Betara Prameswara membuat bisama yang dikenal Bisama Kehen yang mengharuskan  semua penduduk kembali ke Bangli. Lantas pada 10 Mei 1204 M, kembalilah penduduk ke tempat tinggal di Bangli. Sehingga tanggal 10 Mei ditandai sebagai HUT Bangli saat ini.

Sebut Agung Wiraguna, nama ibukota selanjutnya yakni Sukha Pura menggambarkan tonggak sejarah pemerintah Bali dari wilayah Bangli. Dimana pada tahun 1058 M adanya perpindahan pusat kerajaan ke Desa Sukawana oleh Sri Aji Anak Wungsu. Pura Punulisan yang dulunya keraton Raja Sri Ugrasena digunakan pusat kerajaan oleh Sri Aji Anak Wungsu dan diberi nama Sukha Pura.

Sementara Bupati Bangli Sang Nyoman Sedana menyampaikan, terkait nama ibukota memang ada 3 usulan nama yang datang dari tokoh Puri Agung Bangli. Yang mana usulan nama meliputi Arumpura, kemudian Prameswara Pura serta Sukha Pura.

Sebelumnya tokoh puri telah melakukan pertemuan, sehingga melahirkan tiga usulan nama. “Nama yang diusulkan berdasarkan purana,” ungkapnya.

Meski sudah ada usulan nama, pihaknya memberikan ruang seluas-luasnya  bagi masyarakat untuk menyampaikan aspirasi. Menurut Bupati Sedana Arta, jika nama ibukota akan melalui pembahasan dan akan diperdalam.

“Kami akan melakukan diskusi, dengan mengundang sejarawan, akademisi. Tentu harapan kami nama ibukota diterima semua pihak. Untuk itu perlu pendalaman,” ujarnya.

Kata Sang Nyoman Sedana Arta,  jika  satu nama ibukota sudah disepakati oleh seluruh komponen masyarakat Bangli, maka selanjutnya nama tersebut akan diajukan ke DPRD Bangli untuk mendapat persetujuan. Bila telah disetujui akan diajukan ke Mendagri melalui Gubernur Bali.

Sebut Sang Nyoman Sedana Arta, untuk pembuatan nama tidak tergesa-gesa. Nama ibukota nantinya bisa menjadi kebanggaan masyarakat Bangli serta mampu men-solidkan. ”Seandainya belum  rampung hingga HUT Bangli mungkin pada HUT RI, namun jika perlu pembahasan lebih lanjut tentu diberikan ruang dan waktu yang seluas-luasnya,” ujarnya.

Sementara kegiatan persembahyangan di Pura Kehen diikuti Bupati Bangli, Sang Nyoman Sedana Arta, Wakil Bupati Bangli, I Wayan Diar, Sekda Bangli, IB Gede Giri Putra, Ketua DPRD Bangli, I Ketut Suastika, sejumlah pimpinan OPD dan anggota DPRD Bangli. Persembahyangan bersama juga diikuti oleh tokoh dari Gebog Domas Pura Kehen, penglingsir Puri Agung Bangli, para penari dan penabuh Pucuk Bang. (750)

Pos terkait