Tahun 2022 PDAM Buleleng Bukukan Laba Bersih Rp 11 Miliar

dirut perumda bllng
Direktur Utama Perumda Air Minum Tirta Hita Buleleng (Perumdam THB) Made Lestariana. (cha)

SINGARAJA | patrolipost.com – Salah satu perusahaan milik Pemkab Buleleng (BUMD) yang tergolong sehat yakni Perumda Tirta Hita Buleleng. Perusahaan air minum dibawah kendali Direktur Utama Made Lestariana ini mencatatkan laba bersih sebesar Rp 11 miliar untuk tahun 2022. Capaian itu berdampak  pada penambahan keuangan daerah melalui Pendapatan Asli Daerah (PAD) sebesar Rp 7,5 miliar lebih.

Direktur Utama Perumda Air Minum Tirta Hita Buleleng (Perumdam THB) Made Lestariana membenarkan perusahaan daerah yang ia pimpin telah membukukan laba bersih untuk periode 2022 sebesar Rp 11 miliar. Hasil sebesar itu sudah melalui laporan keuangan yang sudah diaudit oleh akuntan publik dan melalui pengawasan kinerja oleh Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) RI Perwakilan Provinsi Bali.

”Dalam rapat  KPM (Kuasa Pemilik Modal)  Tahunan untuk tahun buku 2022 telah diputuskan kontribusi ke PAD sebesar Rp 7,5 miliar,” terang Lestarina, Minggu (2/7/2023).

Dibanding tahun sebelumnya, kata Lestariana, ada peningkatan yang cukup signifikan mengingat pada tahun 2022 hanya mampu sumbangkan ke PAD sebesar Rp 3 miliar. Padahal pada tahun 2021 dengan kondisi pandemi Perumdam THB berhasil membukukan setoran PAD sebesar Rp 6 miliar lebih.

“Sisa laba setelah dividen ditentukan penggunaannya sesuai Perda dan lainnya digunakan untuk peningkatan kuantitas, kualitas dan produktifitas pelayanan, dana sosial dan pendidikan, dana pensiun dan sokongan untuk peningkatan kesejahteraan karyawan. Totalnya 5 persen untuk bonus jajaran menejemen dan karyawan,” jelas Lestariana.

Penempatan alokasi besaran laba ditentukan berdasar kebutuhan. Jika sebelumnya alokasi hasil laba lebih difokuskan untuk investasi peningkatan pelayanan, maka tahun ini menurut Lestariana dimaksimalkan untuk disetorkan ke PAD. Sementara untuk alokasi anggaran peningkatan kualitas pelayanan Perumdam THB berencana menggunakan dana pihak ketiga melalui pinjaman perbankan.

“Dengan kapasitas air sebanyak 858 liter perdetik itu memenuhi total sebanyak 62 ribu pelanggan. Dengan kondisi itu kami akan tetap menjaga performa agar jalannya perusahaan tetap stabil dan meningkatkan PAD bersumber dari laba perusahaan,” imbuhnya.

Karena itu sejumlah langkah akan diambil termasuk melakukan efisisensi untuk penambahan pendapatan seperti melakukan evaluasi terhadap tarif air minum untuk disesuaikan dengan kebutuhan.

”Soal penaikan tarif mestinya pada bulan Mei 2023 kita sudah lakukan penyesuaian sesuai RKA dengan proyeksi sekitar 6-7 persen, namun karena masih melakukan pengendalian inflasi rencana itu ditunda dari seharusnya untuk mengimbangi biaya akibat deflasi,” ucapnya.

Namun demikian Lestariana menyebut penyesuain tarif tetap akan dilakukan di daerah layanan Kecematan Busungbiu mengingat di kawasan itu hasil laporan keuangan terkatagori rugi. Terlebih saat ini di daerah tersebut sudah menggunakan Sistem Pengelolaan Air Minum (SPAM) Burana dimana perusahaan membeli air baku sebesar Rp 2.600/liter.

“Perusahaan sementara ini menjual air kepada konsumen di bawah harga beli. Di Busungbiu selama ini diberlakukan tarif khsusus jauh lebih murah karena sebelumnya kekurangan debit air,” tandasnya. (625)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.